Sidoarjo – Selama ini siswa jarang menulis dengan kata-kata mereka sendiri. Mereka hanya menyalin tulisan dari papan tulis, dan seakan-akan “diseragamkan” tulisan mereka tersebut. Hal tersebut berakibat pada dangkalnya penguasaan kosakata untuk mengungkapkan gagasan dengan kata-kata lain dan kurang dapat berpikir logis karena mereka selalu dituntun dan jarang diberi kesempatan bertanya.
Salah satu cara untuk mengatasi problematika tersebut perlu diadakannya pendampingan dalam hal keterampilan menulis melalui pelatihan menulis menggunakan metode yang menyenangkan. Melihat kondisi semacam itu, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Nahdlatul Ulama (Unusa) melalui bidang Pengabdian kepada Masyarakat LPPM mengandeng Program Studi S1 Pendidikan Bahasa Inggris Unusa untuk melalukan pelatihan menulis di TPQ Nurul Haqq Kecamatan Taman kabupaten Sidoarjo.
Salah satu dosen S1 Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) mengadakan pelatihan menulis. Puluhan siswa dari jenjang SD dan SMP yang tergabung di TPQ Nurul Haqq Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo ini turut serta pada kegiatan yang digelar dalam rangka Pengabdian kepada Masyarakat di Yayasan Nurul Haqq Sidoarjo tersebut.
Dosen S1 Pendidikan Bahasa Inggris Unusa sekaligus ketua tim pelatihan menulis, Rudi Umar Susanto, M.Pd. mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk menyalurkan minat menulis bagi siswa. Sebelum menggelar pelatihan ini, kata dia, para peneliti telah melalukan riset ke berbagai sekolah. Hasilnya, dunia menulis dan jurnalistik tumbuh berkembang di tingkat sekolah.
Menurut dia, beberapa sekolah telah mencantumkan jurnalistik sebagai salah satu ekstrakurikuler. Lebih dari itu, sekolah pun rutin menerbitkan media internal yang mewadahi minat menulis siswa.
Berangkat dari hal tersebut, kata dia, pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas tulisan hingga layak terbit di media massa.
“Kalau dari segi tulisannya sebenarnya sudah baik dan ide-ide segar yang kadang bagi penulis sendiri tidak terpikirkan. Tinggal sedikit polesan, tulisan-tulisan mereka pun sudah mampu bersaing dengan penulis hebat lainnya. Ini aset tersendiri bagi Kabupaten Sidoarjo,” ujarnya, Selasa (7/2) saat ditemui di Ruang Dosen S1 Pendidikan Bahasa Inggris Unusa Tower Kampus B Jemursari.
Pria yang juga menjabat di Humas Unusa ini menambahkan, sementara itu, tingginya minat menulis di SD dan SMP tidak dibarengi dengan sarana dan wadah. Para penulis muda masih memerlukan banyak pelatihan dan sarana yang dapat mendukung minatnya.
“Bagi para penulis, tidak ada yang lebih penting baginya selain tulisannya dapat dibaca orang. Dan pelatihan itu menambah harapan bagi penulis bagaimana agar tulisannya menarik dibaca,” ujar dia.
Ketua 2 Yayasan Nurul Haqq Sidoarjo, H. Solikhul Ibadi, saat membuka pelatihan, menyatakan dukungannya dalam kegiatan ini. Lebih dari itu, Dia memastikan Yayasan Nurul Haqq Sidoarjo siap mendukung kegiatan serupa digelar tiap tahun.
“Pelatihan ini sangat penting, menulis dapat menjadi sarana kreativitas murid di TPQ Nurul Haqq Sidoarjo. Maka kegiatan ini jangan terputus. Menulis itu melatih perkembangan, kecerdasan dan kemampuan motorik halus. Yaitu kemampuan yang berkaitan dengan pengendalian gerak dan kemampuan memusatkan perhatian,” ujarnya. (Humas Unusa)