Surabaya – Etnografi adalah sebuah cabang penelitian sosial dalam bidang sosial, hal ini sangat dibutuhkan untuk mengetahui tentang manusia baik dari segi budaya, perilaku, keanekaragaman dan lain sebaginya, oleh sebab itu Program Studi (Prodi) S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) mengadakan kuliah pakar tentang Entografi oleh Agung Dwi Laksono, S.KM., M.Kes di Aula Kampus A.
Kuliah pakar ini bertemakan “Membedah Budaya dan Masyarakat Untuk Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat” yang diikuti oleh seluruh mahasiswa Prodi S1 IKM mulai dari semester 1 sampai semester 7 dan juga dihadiri oleh seluruh dosen Prodi IKM dan Dekan Fakultas Kesehatan UNUSA.
Kegiatan ini di buka oleh dekan F.Kes Prof. Edijanto. Dalam sambutanya dia menyampaikan bahwa menekuni ilmu Etnografi dan pengetahuan budaya masyarakat sangatlah penting untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Dan di moderator oleh Agus Aan Adriansyah, S.KM., M.Kes. Sebelum kegiatan di mulai terdapat pemaparan safety induction oleh indra nurdiyanto mahasiswa Prodi S1 IKM semester 5, Rabu (12/12).
Di dalam penyampaiannya, agung menjelaskan pengertian dan pentingnya belajar Etnografi dan Antropologi bagi lulusan sarjana kesehatan masyarakat karena hal tersebut dapat membantu untuk mengetahui berbagai masalah di dalam masyarakat yang sebabkan oleh perilaku, adat, dan kebiasaan mereka. Hal tersebut agar dapat mencegah dan untuk membuat pencegahan lebih lanjut untuk masyarakat. “Antropologi sudah digunakan oleh para politisi dari dulu hingga sekarang agar dapat mengetahui apa yang terjadi di masyarakat,” ujar Agung.
Di dalam penyampaian materinya, agung juga memutarkan video dokumentasi berbagai macam budaya di dalam masyarakat Indonesia mulai dari budaya mite yang ada di wilayah Aceh, Budaya di Suku Badui, Budaya di Papua yang berbatasan langsung dengan Negara Papua Nugini, dan Maskulin dendong yang ada di Makassar. “Para masyarakat masih melakukan semua budaya yang menrut ilmu medis sangatlah tidak baik untuk kesehatan, namun mereka masih melakukan hal tersebut karena bagi mereka itu adalah hal yang wajar dan harus untuk dilakukan agar tidak mendapatkan hukuman,” kata Agung ketika menyampaikan budaya mite yang ada di Suku Alas, Gayo.
Para mahasiswa yang mengikuti kuliah pakar ini sangat antusias dengan penyampaian materinya. “Kuliah pakar ini sangat menarik bagi saya, karena bisa mendapatkan ilmu baru dalam melihat problematika yang ada di masyarakat,” ujar Abdita Salafia Mirda mahasiswa Prodi S1 IKM semester 1.
Kebiasaan dan adat adalah hal yang sudah mendara daging di kalangan masyarakat Indonesia, meskipun adat tersebut mempunyai manfaat namun di sisi lain mempunyai efek samping bagi kesehatan mereka. Dan karenanya untuk mengubah suatu kebiasaan itu sangatlah sulit dan harus ada pendekatan lebih lanjut demi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. (AQ – Humas)