Surabaya – Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) mengadakan Lokakarya Review Visi dan Misi untuk mengembangkan dan membina Pos Kesehatan Pondok Pesantren (POSKESTREN) wilayah Jawa Timur, Sabtu (9/12).
Poskestren merupakan memberdayakan masyarakat pesantren baik Santriwan dan Santriwati maupun guru agar mau dan mampu untuk hidup sehat. Konsep pemberdayaan masyarakat pesantren ini adalah memperkenalkan mereka kepada permasalahan yang mereka hadapi yang dilakukan oleh mereka sendiri. Sehingga masalah yang ditemukan benar-benar dirasakan dan disepakati oleh mereka.
Dalam kegiatan yang digelar di Kafe Fastron Lantai 3 Tower Unusa Kampus B Jemursari Surabaya ini menghadirkan Pakar Kedokteran, Pimpinan Pondok Pesantren di Jawa Timur, Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, BPJS Kesehatan Kota Surabaya, Perwakilan Rumah Sakit di Daerah Jawa Timur. Dan Stakeholder yang terkait dengan Kedokteran.
Rektor Unusa, Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng menuturkan lulusan FK Unusa harus mempunyai ciri khas yaitu kecintaan yang lebih kepada Pondok Pesantren (Ponpes).
“Adanya FK Unusa harus memberikan kebermanfaatan terkait kesehatan di Ponpes. Ke depannya harus ada keinginan bagi alumni FK Unusa untuk mencari Ponpes di sekitar mereka untuk melihat sudah ada apa tidaknya Balai Pengobatan (POSKESTREN) di Ponpes,” tuturnya.
Prof. Jazidie menambahkan, tahun 2018 Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya akan menyelenggarakan Pendidikan Profesi Kedokteran. Para mahasiswa yang mengikuti studi Profesi Kedokteran Unusa akan berpraktik di Rumah Sakit Islam Jemursari dan Rumah Sakit Islam A Yani, yang notabene Rumah Sakit milik Unusa.
“Kami juga sudah kerjasama dengan berbagai Rumah Sakit dalam kawasan Satelit. Rumah Sakit yang telah kerjasama dengan Unusa akan menjadi tempat Praktik bagi mahasiswa Profesi Kedokteran Unusa,” tambahnya.
Dekan Fakultas Kedokteran Unusa, Dr. dr. Handayani, M.Kes. Menuturkan dalam kegiatan Review Visi dan Misi Fakultas Kedokteran Unusa ini membahas tentang konsistensi Universitas, Fakultas dan Program Studi. Lulusan Fakultas Kedokteran Unusa akan mengembangangkan POSKESTREN yang ada di sekitar daerahnya.
“Salah satu ciri khas keberpihakan FK Unusa dengan Pondok Pesantren adalah munculnya berbagai lulusan mahasiswa Kedokteran Unusa yang akan menyemarakkan di Pondok Pesantren. Selain itu, kita harus bersyukur karena kita sudah memiliki Rumah Sakit sendiri sehingga bisa berpartisipasi di Pondok Pesantren,” tuturnya.
Dr. Handayani menambahkan, menurut Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama memperlihatkan bahwa saat ini ada 24.000 Pondok Pesatren di Indonesia, jumlah santrinya kurang lebih 3.579.198 orang, jumlah tenaga pengajar 153.276 orang. Pada tahun 2014, Hanya 740 POSKESTREN (19.39%) dari 3.080 Pondok Pesantren di Jawa Timur.
“FK Unusa akan menghidupkan POSKESTREN sekaligus akan mengembangkan POSKESTREN menjadi Fasilitas Kesehatan (Faskes) tingkat 1 sehingga dapat diakses oleh masyarakat secara umum,” tambahnya. (DN-Humas Unusa)