Surabaya – Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK) Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur dan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) menciptakan aplikasi berbasis daring guna memudahkan kinerja guru BK yang ada di wilayah itu.
Ketua MGBK Kemenag Jatim Zainal Muttaqin di Surabaya, Rabu menuturkan aplikasi itu dinamakan Sistem Administrasi Pelayanan Bimbingan dan Konseling (SIAP-BK) versi 2 dan diciptakan khusus berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 111 tahun 2014 tentang bimbingan dan konseling pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
“Aplikasi ini memang kami ciptakan buat guru-guru BK. Karena selama ini banyak yang terjebak oleh administrasi yang menyebabkan layanan di anak didiknya tidak maksimal,” kata Zainal.
Zainal menjelaskan dalam layanan tersebut ada tiga bagian. Pertama layanan langsung, layanan melalui media dan kegiatan tambahan. Layanan langsung sendiri ada 11 konten.
“Contohnya konseling idividual itu adalah proses layanan yang diberikan kepada siswa secara continue. Guru BK tidak perlu kemana-mana, tinggal masukkan nama siswanya saja,” kata dia.
Selain itu, kata Zainal, teknik pendekatan juga sudah dipersiapkan. Ia mencontohkan seperti seorang anak yang terlibat pergaulan bebas. “Intinya kalau tidak guru BK pasti akan kesulitan mengerjakannya,” ujarnya.
Sementara itu Kepala Humas Unusa, Mohammad Ghofirin menjelaskan bahwa selama ini guru BK di Jatim memang perlu adanya alat pendukung yang tak hanya berbentuk manual, melainkan digitalisasi menjadi sebuah perangkat lunak.
“Unusa ingin mengawal konten dan sudah kami lakukan setahun yang lalu. Selain mengawal konten juga ikut mengawal perkembangannya,” katanya.
Menurut Ghofirin, peran Unusa yakni ikut mensosialisasikan ke guru-guru BK di seluruh Jatim. Selain melakukan kunjungan, Unusa juga siap melakukan pendampingan secara berkala melalui training.
“Perlu disadari era digital saat ini sangat luar biasa. Melalui software ini memang sangat diperlukan oleh guru BK bagi anak didiknya. Guru BK juga sebagai psikolog, semua murid yang masuk bilik konseling itu bukan berarti anak yang bermasalah,” tuturnya.
Dalam waktu dekat, lanjut Ghofirin, aplikasi SIAP-BK juga bakal ditawarkan ke Kementerian Agama RI. “Kami akan coba menawarkan ke pusat. Karena aplikasi ini sangat membantu sekali kinerja para guru BK selama ini,” ucap dia. (Humas Unusa)