SURABAYA – Perkembangan teknologi dalam dunia komunikasi yang begitu pesat memberikan dampak yang cukup positif bagi perempuan. Bagi sebagian perempuan teknologi dijadikan sebagai alat memperjuangkan untuk memperoleh kesetaraan dengan laki-laki. Namun, masih banyak perempuan yang belum siap dengan era Informasi Teknologi (IT).
Oleh karena itu, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) bekerjasama dengan PT. Indosat Ooredoo menyiapkan generasi perempuan untuk melek Informasi Teknologi (IT) dan mahir gawai.
Dengan adanya Informasi dan Teknologi akan membuat perempuan menjadi lebih mudah untuk menunjukkan eksistensinya. Adanya perkembangan teknologi, sebagian perempuan saat ini dapat dengan mudah untuk menyebarkan gagasan dan ide mereka dalam dunia pendidikan, politik, ekonomi, sosial dan budaya.
Rektor Unusa, Prof. Dr. Ir. Achamd Jazidie, M.Eng menuturkan bahwa perempuan merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang memiliki sifat lembut dan penuh kasih sayang. Namun di balik sisinya yang lembut dan penuh kasih sayang. Perempuan adalah sosok yang cerdas, tangguh, dan pekerja keras.
Melalui kecerdasannya perempuan dapat membawa perubahan dan dapat merubah dunia. Perempuan merupakan ujung tombak untuk membangun sebuah negara lebih maju lagi, karena ibu adalah seorang perempuan dan dari ibulah yang pertama kali mendidik generasi penerus bangsa.
“Jika seorang ibu paham IT dan mahir gadget atau gawai, maka pengetahuannya akan bisa mendidik dan mengarahkan anak-anaknya untuk menentukan mana yang baik dan mana yang buruk melalui informasi dan teknologi. Unusa akan memberikan keberkahan bagi semua elemen masyarakat. Salah satunya kaum perempuan dalam perkembangan IT dan mahir Gawai,” tuturnya.
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) mengajak operator selular Indosat Ooredoo untuk membuat sebuah pusat kajian perempuan dan teknologi atau center for woman and technology (CWT).
Pusat kajian ini nantinya akan dijadikan pusat penelitian tentang perkembangaan teknologi dan pengaruhnya dengan perempuan.
“Ini baru pertama kali ada di kampus di seluruh Indonesia. Unusa bersama Indosat Ooredoo yang menginisiasinya,” ujar Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (Yarsis), Mohammad Nuh, Jumat (13/10).
Menurutnya, pendirian CWT ini penting bagi Unusa untuk memberikan kontribusi di tengah perkembangan teknologi yang sangat pesat.
“Kita akan meneliti dampak dari teknologi canggih ini bagi perempuan. Bukan meneliti dari sisi teknisnya karena itu urusan kampus lain yang memang fokus ke bidang teknologi secara spesifik,” jelas M.Nuh.
M.Nuh menjelaskan perempuan dan teknologi ini perlu diakrabkan. Karena perempuan adalah pusat informasi pertama dalam keluarga. Selain itu teknologi tidak bisa lagi dilepaskan dari sisi kehidupan manusia terutama perempuan.
“Perempuan itu pegang peranan penting. Masa depan sangat ditentukan kualitas proses pengasuhan sang anak dan sentuhan pertama ada di ibu. Ibu di zaman modern ini tidak bisa dilepaskan dari teknologi. Inilah yang mendasari kami mendirikan pusat kajian ini agar teknologi tetap berdampak positif,” jelasnya.
M.Nuh mengaku prihatin atas banyaknya kasus yang terjadi karena dampak dari teknologi. Misalnya di satu daerah yang banyak terjadi perceraian karena penggunaan media sosial. Dari sana sudah dibuktikan bahwa teknologi bisa mengubah prilaku manusia.
“Ini yang bahaya. Seharusnya teknologi bisa digunakan dengan baik terutamadalam mendidik anak sebagai generasi bangsa,” tambahnya. (Humas Unusa)