Surabaya – Beginilah cara owner Jawa Pos Group Dahlan Iskan memotivasi 1.150 mahasiswa baru Universitas NU Surabaya, Senin (28/8). Ia memanggil sejumlah mahasiswa untuk ke depan ditanya akan jadi apa pada usia 28 tahun mendatang.
Mendapat pertanyaan itu, para mahasiswa baru yang maju ke depan memberikan jawaban beragam. Sebagian besar menggambarkan, pada usia sepuluh tahun mendatang mereka akan menjadi pengusaha sukses dan bercita-cita bisa berbuat banyak untuk masyarakat.
Dari 12 yang maju dan diwawancarai Dahlan, separo lebih ingin menjadi pengusaha. Selebihnya ada yang pingin menjadi guru, pegawai negeri dan aktifis sosial. “Saya akan menjadi guru bahasa guru bahasa Inggris karena selama di SMA saya dimusuhi guru saya,” kata salah seorang mahasiswa baru asal Surabaya.
Terhadap pernyataan itu, Dahlan menjelaskan bahwa motif dendam untuk mencapai sukses itu tidak apa-apa. Banyak orang yang sukses karena didorong rasa dendam. “Jadi tida semua dendam itu negatif. Ada dendam yang positif. Yakni dendam yang memicu seseorang untuk menggapai sukses,” kata Dahlan Saat memberikan materi di Tower Unusa Kampus B Jemursari Surabaya.
Gaya Dahlan memotivasi dan berbagai ragam pernyataan para mahasiswa baru itu membuat acara Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru Unusa itu berlangsung gayeng. Seribu lebih mahasiswa baru tampak betah serius mendengarkan berbagai kiat sukses yang telah disampaikan mantan Menteri BUMN ini.
Mengapa mahasiswa ditanya akan menjadi apa kelak pada umur 28 tahun? Sebab, seseorang pada umur segitu memiliki keunggulan intelektual dan keunggulan fisik. Pada umur itulah yang menentukan sukses atau tidak seseorang.
“Orang pada umur 28 pasti sudah pernah mengalami jatuh bangun kalau berusaha. Kalau menjadi karyawan, pasti sudah tingkat manajer. Juga fisiknya saat kuat-kuatnya. Karena itu, dia akan kuat dua hari dua malam tidak tidur kalau pekerjaannya belum tuntas,” tambahnya.
Dia juga menyarankan agar para mahasiswa fokus kalau ingin sukses. Fokus itu harus dilakukan selama sepuluh tahun pertama sejak masuk kuliah. Jika berbisnis, selama itu tidak boleh ingin sukses dalam banyak hal. “Syariatnya harus bertauhid atau fokus. Kalau tidak bisa bangkrut,” tambah pengusaha sukses lulusan Madrasah Aliyah (setingkat SMA) ini.
Lantas mengapa Dahlan sekarang punya ratusan perusahaan yang bermacam-macam. “Karena saya sudah makrifat. Sepuluh tahun pertama saya hanya fokus dengan Jawa Pos. Setelah mencapai makrifat, saya baru memikirkan usaha lain sampai sekarang. Jadi kalau ingin sukses tidak bisa langsung melompat jadi makrifat,” tuturnya.
Dalam acara yang berlangsung di kampus Unusa Jemursari itu, hadir juga Ketua Yayasan RSI Surabaya (Yarsis) Mohammad Nuh, Rektor Unusa, Prof. Dr. Achamd Jazidie dan sejumlah civitas akademika Unusa. Universitas milik NU ini memiliki sejumlah fakultas, diantaranya Fakultas Kedokteran, Fakultas Keperawatan dan Kebidanan, Fakultas Kesehatan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, dan Fakultas Teknik. (Humas Unusa)