Surabaya – Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) memiliki program studi (prodi) baru Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Prodi Diploma IV K3 ini telah mengantarkan Unusa menjadi Perguruan Tinggi ke-18 di Indonesia yang mempunyai Program Studi K3.
Salah satu pengajar Prodi K3 Unusa, Muslikha Nourma R, SKM., M.Kes mengungkapkan, Di Indonesia sendiri, tahun 2005 baru memiliki tiga jenjang pendidikan bidang K3, yakni Program Studi Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja, Diploma IV K3, S1 Peminatan K3 dan S2 K3, untuk jenjang pendidikan Diploma IV K3 untuk wilayah Kota Surabaya sendiri masih kurang, karena baru satu institusi pendidikan yang mendirikan Diploma IV K3 dengan konsentrasi di bidang K3 Teknik, sedangkan untuk Diploma IV K3 dengan konsentrasi di bidang K3 Kesehatan masih belum ada.
“Dengan demikian dunia pendidikan dalam hal ini adalah Fakultas Kesehatan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA) harus cerdas dan cermat di dalam mengantisipasi perkembangan dunia usaha yang menuntut kompetensi kerja lulusan pendidikan tinggi yang adaptif terhadap kebutuhan industri sekarang dan yang akan datang. Oleh karena itu Unusa membuka Prodi K3. Dan alhamdulillah, Unusa menjadi Perguruan Tinggi ke-18 di Indonesia yang memiliki prodi K3,” tuturnya saat ditemui di Kampus B Unusa, Rabu (9/8).
Wakil Rektor I Unusa, Prof Kacung Marijan membenarkan dengan dibukanya prodi K3 ini, berarti Unusa adalah kampus ke-18 yang memiliki prodi ini dari seluruh kampus di Indonesia. Memang diakuinya, prodi ini tidak banyak dibuka di kampus-kampus, padahal sebenarnya lulusan prodi ini sangat ditunggu-tunggu terutama kalangan industri.
“Entah kenapa masih belum banyak kampus yang berminat. Padahal, lulusannya sudah ditunggu kalangan industri. Daya serapnya tinggi,” ujarnya.
Prof Kacung mengakui, seharusnya setiap perusahaan harus memiliki tenaga lulusan K3 yang handal. Karena di lingkungan pekerjaan terutama industri dalam hal ini pabrik, dibutuhkan adanya kenyamanan dan keselamatan dalam bekerja. Lokasi pekerjaan harus dilengkapi perangkat-perangkat yang aman dan nyaman bagi para pekerja sehingga bisa meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja.
“Karena lulusan K3 yang secara asli itu belum banyak, kebanyakan industri itu mengambil karyawan untuk menempati posisi ini ya mereka yang berpengalaman saja, walau bukan lulusan K3,” jelasnya.
Prodi K3 di Unusa diakui Kacung nantinya lebih mengarah pada bidang vokasi. Itulah mengapa prodi ini hanya strata D4 yang lebih banyak praktik yakni 60 persen dan teori 40 persen. Keunggulannya, prodi K3 di Unusa memadukan antara kesehatan dan teknologi.
Pembukaan Prodi K3 ini sesuai dengan Keputusan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Nomor 426/KPT/1/2017 tentang pembukaan prodi K3 Program Diploma Empat (D4). Surat itu ditetapkan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia yang ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal Kemenristekdikti, Prof. Ainun Na’im. Nantinya lulusan D4 K3 Unusa tidak hanya memiliki ijazah namun dilengkapi dengan sertifikat keahlian khusus. Karena dalam waktu dekat Unusa akan membentuk Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang bisa memberikan sertifikasi kepada beberapa profesi khususnya yang ada di Unusa dan tidak menutup untuk pihak luar. (Humas Unusa)