Surabaya – Untuk meningkatkan kompetensi dan komunikasi mahasiswa yang akan berangkat mengikuti acara Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS), dilakukan pembimbingan secara komprehensif yang dilakukan tim Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa). Salah satunya menghadirkan Ir. Sukemi, Pakar Media dan Komunikasi.
Tahun ini, Unusa akan memberangkatkan mahasiswanya menuju PIMNAS ke-30 Tahun 2017 di Universitas Muslim Makassar. Pakar Media dan Komunikasi, Ir. Sukemi mengungkapkan melalui PIMNAS, karya-karya kreatif mahasiswa dipertemukan, dibahas sesama mahasiswa dan juga juri, dan sekaligus disampaikan kepada masyarakat. Mahasiswa peserta PIMNAS diharapkan dapat memperoleh manfaat yang besar bagi peningkatan kreativitas di dalam bidang ilmunya masing-masing. Oleh karena itu, selama PIMNAS berlangsung para mahasiswa dituntut agar mampu menunjukkan level tertinggi kreativitas dan kemanfaatan produk intelektualnya.
“Dengan demikian, kritik, saran dan pujian yang diperoleh akan menjadi komponen penting bagi mahasiswa dalam upayanya meningkatan kinerja akademik di kemudian hari. Konsekuensinya, fasilitas media dan sarana yang diperlukan untuk berkomunikasi antar mahasiswa atau kelompok mahasiswa di PIMNAS harus tersedia dan bermutu. Hal ini diperlukan untuk memaksimalkan mahasiswa dalam menampilkan hasil kreasi intelektualnya, baik di kelas maupun di ruang pameran poster,” tutur mantan wartawan Surabaya Pos, Rabu (2/8) di Tower Unusa Lantai 4 Kampus B Jermursari.
Sukemi menambahkan, untuk meningkatkan kualitas saat presentasi dihadapan juri, Buat presentasi yang menarik dan tidak membosankan. Jangan terlalu banyak kalimat dalam satu slide, maksimal hanya ada enam baris kalimat. Karena dalam presentasi, fokus utamanya bukan slide yang ditampilan tapi penjelasan yang akan kita sampaikan dari slide tersebut.
“Penilaian tahap terakhir saat di Makassar tidak jauh berbeda dengan penilaian pada tahap monev. Keluarkan segenap kemampuan. Tambahkan fakta-fakta dan hal-hal detail yang belum sempat tersampaikan pada tahap monev, seperti perkembangan karya ini. Kalau ada produk yang dihasilkan dari karya ini, tunjukkan pada juri bagaimana wujud dari produk tersebut dan cara kerjanya. Juri itu senang dengan sesuatu yang kongkrit,” ungkap mantan staf komunikasi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 2009-2014 tersebut. (Humas Unusa)