Surabaya
Dalam rangkaian Ujian Mata Kuliah Pendidikan Seni Tari dan Drama, mahasiswa S1 Program Pendidikan Gurus Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), diminta untuk membuat dan menampilkan drama berlatar budaya dan kearifan lokal. Ini dalam upaya turut serta melestarikan dan menyampaikan informasi kepada generasi muda tentang beragam seni budaya yang dimiliki Indonesia.
Bertempat di Kafe Fastron, Lantai 3 Unusa Tower para mahasiswa S1 PGSD Unusa, Rabu (11/1) siang diminta untuk menampilkan hasil karya mereka.
Dosen Mata Kuliah Seni Drama dan Tari Unusa, Pance Mariati, S.Pd., M.Sn menuturkan, kegiatan ini merupakan salah satu bentuk konkret S1 PGSD Unusa dalam memperkenalkan dan melestarikan budaya serta kearifan yang ada di Indonesia. Diharapkan setelah mengambil mata kuliah ini, mahasiswa dapat menerapkan di dalam proses mengajar di tingkat Sekolah Dasar. Karena, saat ini anak-anak lebih senang pembelajaran bermain peran. “Ujian ini merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan pada waktu ujian akhir semester untuk Mata Kuliah Pendidikan Seni Tari dan Drama,” katanya menjelaskan.
Rinda Dwi Jayanti, Mahasiswa S1 PGSD Unusa angkatan 2014 ini merasa senang dengan adanya ujian pergelaran drama khususnya operet. Dia menambahkan, awal persiapannya sangat merepotkan. Kita harus bisa menghayati peran sehingga mengetahui esensi dan karakter tokoh yang diperankan. Namun setelah mendekati hari pelaksanaannya. Mereka dapat menikmati tugas ini. “Berbagai kendala yang kami dapatkan, mulai dari mengumpulkan teman-teman, menyesuaikan jadwal mereka, hingga mencari konstum dan perlengkapannya. Harapannya, semoga ke depan dapat dipentaskan secara indoor, sehingga banyak mahasiswa di luar Prodi S1 PGSD dapat menikmati hasil karya kami,” ungkap perempuan asal Waru, Sidoarjo tersebut.
Selain mahasiswa Indonesia. Ada pula mahasiswa asal Filipina yang ikut dalam pergelaran drama tersebut. Ansulat Esmael, Mahasiswa dari Bangsamoro Filipina ini menuturkan, dirinya sangat senang, khususnya dapat mengetahui budaya dan kearifan lokal yang ada di Indonesia dalam bentuk pergelaran drama. Selain itu, dirinya dapat berkolaborasi dengan mahasiswa Indonesia. “Semoga pergelaran semacam ini dapat memberikan wawasan tambahan bagi mahasiswa Indonesia dan mahasiswa luar negeri,” ungkapnya. (Humas Unusa)