Surabaya
Universitas Nadhlatul Ulama Surabaya (Unusa) akan mengkoordinasikan penerimaan mahasiswa baru (PMB) secara bersama sama dengan Perguruan Tinggi Nadhlatul Ulama (PTNU) lainnya di seluruh Indonesia. Ketua Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya (YARSIS) Prof. Dr.Ir
Mohammad Nuh DEA, di Surabaya, Jatim, Senin (26/12) mengatakan, langkah ini diambil selain untuk saling membantu antar-PTNU, juga untuk menghimpun kekuatan dalam keterbatasan pada masing-masing perguruan.
Mohammad Nuh, Mantan Mendikbud itu mengemukakan dalam jumpa pers terkait pelaksanaan rapat pleno yayasan dengan para pemegang saham yang terdiri dari unsur PBNU, PWNU Jatim, PCNU dan Muslimat Surabaya di Unusa, Surabaya.
Dia menambahkan, upaya untuk melakukan PMB bersama ini diharapkan akan dapat memperkuat UNU di seluruh Indonesia, yang memiliki potensi dan daya dukung berbeda-beda. “Kekuatan-kekuatan ini jika dihimpun dalam satu wadah akan memiliki kemanfaatan yang lebih besar bagi perkembangan UNU ke depan,” ujar mantan Rektor ITS ini.
Selain untuk melakukan PMB bersama, Unusa juga akan fokus untuk mengembangkan program pascasarjana (S2) dari program S1 yang sudah ada. “Hingga kini Unusa telah memiliki 15 program studi, satu di antaranya program pascasarjana terapan (S2) keperawatan dan program studi Ners,” paparnya.
Sementara terkait dengan dua rumah sakit yang ada di bawah naungan YARSIS, Nuh menjelaskan dua rumah sakit ini akan disiapkan untuk fokus pada pusat layanan kesehatan ibu dan anak serta kecantikan di RSI A. Yani dan pusat hemodialisa dan layanan “home care” akan dikembangkan di RSI Jemursari.
Sementara itu Rektor Unusa, Prof Dr Ir Achmad Jazidie M.Eng mengatakan, apa yang disampaikan oleh Ketua Yayasan itu adalah bagian dari program kerja universitas yang telah mendapat dukungan dari yayasan. “Untuk tindaklanjut terkait dengan PMB kami sudah melakukan komunikasi dan menjalin kerja sama dengan beberapa UNU di daerah,” paparnya.
Dia menambahkan, kalau pun program tersebut tahun ini belum menjangkau pada seluruh UNU, paling tidak bisa dilakukan dengan beberapa UNU yang sudah siap seperti UNU Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan NTB adalah yang sudah menyatakan kesiapannya untuk itu.
Sementara terkait dengan pengembangan Program Pascasarjana S2, Jazidie mengatakan, sebelum usulan untuk mengajukan itu diluncurkan ke Kementerian, pihaknya akan terlebih dahulu melakukan reakreditasi terhadap seluruh program studi yang ada.
“Kami memang tidak tergiur untuk membuka program S1, tapi lebih pada upaya mengembangkan program pascasarjana atau S2 dari program S1 yang sudah ada,” imbuhnya.
Jazidie mengungkapkan, hingga kini Unusa telah membuka jalur undangan, dan sejak awal November telah mendaftar lebih dari 100 calon mahasiswa baru untuk tahun perkuliahan 2017-2018.
Pihaknya masih membuka kesempatan di jalur ini, adapun seleksi serentak akan diadakan pada Maret 2017. “Di luar jalur undangan, sebanyak 12 orang sudah dinyatakan diterima di Fakultas Kedokteran, dua di antaranya mahasiswa yang berasal dari program Kemitraan Pondok Pesantren,” tegasnya.(Humas Unusa)