Mahasiswa Flinders University Australia Kunjungi BPM Sepanjang

Sidoarjo:

Masih dalam rangkaian acara International Nursing Student Forum, sebanyak tujuh mahasiswa Flinders University Australia dan 10 mahasiswa dari Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) dan perwakilan mahasiswa Universitas Airlangga (Unair), melakukan kunjungan Bidan Praktik Mandiri (BPM) yang dikelola Nanik Handayani, M.Kes, Dosen Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya di Sepanjang Taman Sidoarjo.

Dekan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Unusa, Yanis Kartini, SKM.,M.Kep. menuturkan Mahasiswa Finders University yang mengikuti kunjungan ini merupakan perawat dan bidan. “Pertemuan ini adalah langkah baik untuk semua pihak khususnya Unusa dan Flinders University. Mahasiswa Flinders banyak yang bertanya tentang angka kematian ibu dan bayi,bagaimana pertolongan persalinan di Indonesia, serta kriteria persalinan yang ada di BPM,” kata Yanis Kartini.

Dari hasil diskusi dalam kunjungan tersebut, katanya, diperoleh kesimpulan bahwa angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi. Di Australia kurang dari 1%, selesihnya sangat jauh.

“Beberapa faktor yang mempengaruhi angka kematian ibu di Australia sangat rendah, antara lain karena sistem pelayanan kesehatan di Australia sudah tertata dengan baik, masyarakat mempunyai jaminan kesehatan, pertolongan persalinan di Rumah Sakit, pemantauan/antispasi adanya kelainan sudah dipantau sejak awal, sehingga hal-hal yangg tidak diharapkan sudah dipersiapkan solusinya sejak awal,” kata Yanis Kartini, Kamis (1/12) siang saat ditanya hasil kunjungan mahasiswa dalam acara International Nursing Student Forum.

“Kami berharap dengan kunjungan mahasiswa Flinders University Australia ke salah satu BPM Dosen Unusa, mahasiswa dapat bertukar informasi yang akan menambah wawasan sesuai dengan kompetensinya sekaligus juga untuk mengasah kemampuan berbahasa asing (bahasa Inggris–Red), karena disaat mahasiswa Flinders bertanya, kita harus bisa menangkap pertanyaan tersebut dengan menggunakan bahasa Inggris. Selain itu, mahasiswa menajdi percaya diri, karena pada hakikatnya, mahasiswa kita itu bisa namun  belum terbiasa sehingga menjadi ragu-ragu,” pungkasnya. (Humas Unusa)