SURABAYA – Duka menyelimuti keluarga mantan Menteri Pendidikan Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Prof. Dr. Ir. Mohammad Nuh, DEA. Sang bunda, Hj. Suadah pergi untuk selama-lamanya, Kamis (01/12) pukul 15.00 WIB di Rumah Sakit Islam (RSI) Surabaya Jemursari, di usia 84 tahun karena penyakit kanker usus.
Hj. Suadah yang meninggalkan 10 anak, 30 cucu dan 18 cicit ini, akan dimakamkan hari ini, Jumat (02/12) pukul 07.30 WIB di pemakaman Islam di kawasan Gunung Anyar Tengah. Sebelumnya, jenazah disemayamkan di rumah duka di Gunung Anyar Tengah 18 Surabaya.
Keluarga besar, termasuk anak nomor tiga, Prof Mohammad Nuh, ikhlas melepas kepergian Suadah. “Sudah setahun terakhir ini ketahuan kalau menderita penyakit kanker usus atau kolon. Dan beliau sudah tujuh kali keluar masuk rumah sakit sejak Juli tahun ini. Dan yang ketujuh ini, dirawat selama sebulan,” ujar istri dari Mohammad Nuh, drg Laily Rahmawati saat dihubungi DUTA, Kamis (01/12).
Dikatakan Laily, suaminya selalu setiap menunggui sang bunda hingga ajal menjemputnya. “Selama sebuan ini, selalu menunggui kalau beliau di Surabaya. Dan Alhamdulillah, saat ajal menjemput, Pak Nuh ada di sampingnya. Sejak pukul 09.30 sudah di rumah sakit,” tutur Laily.
Diakui Laily, suaminya memang tidak pernah beranjak dari rumah sakit. Nuh seakan ingin menebus kesalahannya karena dulu tidak bisa mendampingi sang ayah, H. Hadi ketika berpulang. Saat itu pada 1988, Nuh sedang menempuh pendidikan di Perancis. “Tinggal ibu satu-satunya, Pak Nuh tidak mau kecolongan. Belian selalu berada di samping ibunya,” tukas Laily. (Humas – Unusa)