Surabaya
Program Studi S1 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) mengadakan Ujian Tari Anak Usia Dini (AUD) yang terprogram dalam Mata Kuliah Pendidikan Tari 1, ujian diadakan Rabu (8/11), di Laboratorium Sendratasik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unusa. Mata Kuliah ini merupakan mata kuliah yang harus ditempuh oleh mahasiswa Prodi S1 PG PAUD Unusa.
Pance Mariati, S.Pd., M.Sn menerangkan, pelajaran tari bukan bertujuan untuk mempelajari sikap gerak saja, namun juga sikap mental, kedisiplinan, sehingga pendidikan tari itu menjadi media pendidikan. Tari untuk anak-anak akan memberi pengaruh terhadap ketajaman pikiran, kehalusan rasa dan kekuatan kemauan serta memperkuat rasa kemerdekaan.
“Pengaruh ritme atau wiromo dalam iringan tari akan dapat digunakan sebagai media untuk mencapai budi pekerti yang harmonis. Ujian ini merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan pada waktu ujian tengah semester untuk Mata Kuliah Pendidikan Tari AUD. Aspek penilaiannya meliputi kekompakan gerak, teknik gerak, tata rias dan busana, pola lantai, serta ekspresi/ penghayatan,” katanya menjelaskan.
Dosen PG PAUD ini melanjutkan, dari dasar-dasar tersebut dapat ditunjukkan bahwa pendidikan tari adalah sarana bagi usaha pembentukan pribadi anak. Hal ini mengingat usia anak-anak di tingkat Usia Dini secara umum haus akan ekspresi, hal ini harus disalurkan dalam pendidikan kesenian, sehingga tidak terjadi penyimpangan dalam penuangan ekspresi ketika anak Usia Dini itu menginjak sekolah lanjut. Di sinilah pentingnya pelajaran kesenian dipahami sebagai salah satu kebutuhan hidup manusia.
Seni sebagai bagian dari isi kebudayaan merupakan ungkapan ekspresi jiwa dari pelakunya, terbukti mampu mengakumulasikan beberapa keteladanan yang dituangkan dalam makna-makna simbolis lewat berbagai medium, salah satunya adalah gerak. Untuk memahami seni secara utuh tidak dapat lepas dari faktor-faktor pendukung yang akan membentuk karakteristik seni itu sendiri. Ungkapan ekspresi yang ada dalam seni secara umum akan terkait dengan tingkat emosional dari pembuat ataupun pelakunya.
“Guru (PAUD) dalam hal ini memiliki peran sangat vital untuk membentengi atau membuat filterisasi pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia,” ungkap Pengampu Mata Kuliah Pendidikan Tari Anak Usia Dini (AUD) ini. (Humas Unusa)