Program D3 Kebidanan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) mengadakan Ujian Keterampilan. Ujian berlangsung selama 9 hari (27 Oktober—4 November 2016) di Ruang Klinik Kampus A Unusa. Materi yang diujikan terkait pemeriksaan ibu hamil melputi, pengecekan berat badan, pengecekan tinggi badan, pengecekan urin, pengecekan jantung, pengecekan organ dalam, pemeriksaan organ perut, dan kondisi kaki.
Fitria Dwi Anggraini, SST,M.Kes menuturkan ujian ini merupakan cakupan dari pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap dasar yang direfleksikan dalam sebuah praktik. Bidan harus memiliki kompetensi dan bidang pengetahuan, keterampilan dan perilaku dalam melaksanakan praktik kebidanan secara aman dan bertanggungjawab dalam berbagai tatanan pelayanan kesehatan. “Harapannya dengan adanya ujian keterampilan ini, mahasiswa dapat meningkatkan life skill terkait ilmu kebidanan dan mahasiswa kebidanan akan menjadi seorang bidan yang profesional,” kata dosen D3 Kebidanan ini.
Sama halnya dengan Fitria, Yasi Anggasari, S.ST, M.Kes mengungkapkan, sebelum mahasiswa menjalani ujian keterampilan ini, mereka telah melakukan serangkaian kegiatan, baik pendalaman materi maupun praktik menggunakan alat peraga (phantom), para ibu hami merupakan komunitas daerah binaan di Wonokromo Surabaya dan Pasien Rumah Sakit Islam Surabaya. “Total ada 123 ibu hamil, setiap harinya ibu hamil tersebut terbagi menjadi 18 pasien perhari. Harapannya setelah mahasiswa mengetahui dan mempraktikkan ilmu kebidanan secara langsung kepada pasien. Mereka tidak canggung saat praktik di klinik, puskesmas maupun di rumah sakit,” jelas perempuan yang menjadi penanggungjawab uji keterampilan tersebut.
Siska Wahyu, mahasiswa D3 Kebidanan ini menjelaskan, perbedaan praktik menggunakan phantom dengan praktik langsung bersama pasien sangat terasa. Awalnya dia mengalami grogi karena berhadapan langsung dengan ibu hamil. Ujian ini merupakan gambaran secara nyata ketika praktik di klinik, puskesmas maupun di rumah sakit. “Kami sudah dibekali berbagai pengetahuan dan keterampilan menggunakan phantom. Sedikit banyak kami sudah siap berproses di masyarakat,” terang mahasiswa angkatan 2015. (Humas Unusa)