Surabaya:
Dalam rangka memperingati peristiwa Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) menyelenggarakan ceramah agama dan dilanjutkan menyantuni anak yatim piatu, Jumat (20/5) siang.
Acara dilangsungkan di Unusa Tower, Kampus B, Jl. Jemursari, sekaligus untuk mensyukuri berdiri dan telah digunakannya sebagian Unusa Tower. Tema yang diusung adalah “Salat Membentuk Pribadi yang Disiplin, Jujur, dan Bertanggungjawab”. Acara dihadiri oleh seluruh civitas akademika Unusa dan unsur pimpinan Rumah Sakit Islam Surabaya (Pembina, Pengawas, Pengurus, dan Direksi RSI A.Yani dan Jemursari), Syuriah PC NU Kota Surabaya, Drs. H. Abdurrahman Gufron, M.Si, sekaligus sebagai penceramah, serta Yayasan Anak Yatim Piatu Al-Hasan.
Isra Mi’raj adalah dua bagian dari perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dalam waktu satu malam. Kejadian ini merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam, karena pada peristiwa ini Nabi mendapat perintah untuk menunaikan shalat lima waktu.
Peristiwa Isra Mi’raj terbagi dalam dua peristiwa berbeda. Dalam Isra, Nabi “diberangkatkan” oleh Allah SWT dari Masjidil Haram hingga Masjidil Aqsa. Lalu dalam Mi’raj Nabi “dinaikkan” ke langit sampai ke Sidratul Muntaha yang merupakan tempat tertinggi.
Abdurrahman Gufron mengungkapkan bahwa hakikat dari salat itu merupakan tiang agama, bila salatnya baik, maka segala aspek yang ada dalam dirinya pun ikut baik. Namun sebaliknya, bila salatnya tidak baik (sering telat, bolong-bolong), maka kehidupannya pun tidak akan baik. “Inti (pokok) segala perkara adalah Islam dan tiangnya (penopangnya) adalah shalat. (HR. At Tirmidzi).
Dalam hadits ini, dikatakannya, bahwa shalat dalam agama Islam ini adalah seperti penopang (tiang) yang menegakkan kemah. Kemah tersebut bisa roboh (ambruk) dengan patahnya tiangnya. Begitu juga dengan Islam, bisa ambruk dengan hilangnya shalat,” ungkapnya menjelaskan tentang hadist.
“Kewajiban atau perintah untuk mendirikan shalat sebagaimana dalam firman Allah SWT dan dalam beberapa hadits. Maka dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang telah ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman,” katanya.
Rasulullah SAW bersabda: Hal pertama yang diwajibkan oleh Allah SWT atas umatku adalah shalat lima waktu, hal pertama yang diangkat dari amalan-amalan mereka adalah shalat lima waktu, dan hal pertama yang dipertanyakan kepada mereka adalah shalat lima waktu. “Orang yang suka shalat, wajahnya, senyumnya terlihat cerah dan menawan. Namun, bila orang yang tidak suka shalat, maka wajahnya tidak sedap untuk dipandang,” katanya. (Humas UNUSA)