SURABAYA:
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Univeritas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) membekali para mahasiswa tentang etika profesi seorang pendidik. Pembekalan ini dikemas dalam Kuliah Pakar dengan tema “Etika Profesi Pendidikan” yang diadakan, Jumat (13/5) siang.
Hadir sebagai pembicara Prof. Dr. Mustaji, M.Pd., Dosen Kurikulum Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya. Kuliah diikuti sekitar 150 peserta mahasiswa S1 PGSD dan dibuka langsung oleh Dekan FKIP, Nurul Khamariah.
“Guru adalah ‘jantung’ sekolah, berhasilnya peserta didik sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru, apabila guru bermasalah atau tidak memunyai kompetensi yang memadai, maka output yang dihasilkan jelas buruk. Guru harus mampu mendesain dan mengembangkan pembelajaran yang menyenangkan dan membahagiakan agar proses belajar mengajar bisa optimal, jangan sampai ada kesan dari peserta didik ‘Guru Killer’ dan membosankan,” kata Mustaji.
Ditambahkannya, guru ibarat arsitek dalam suatu bangunan, apabila arsiteknya handal maka akan menghasilkan bangunan yang baik dan kokoh, tapi sebaliknya apabila arsiteknya tidak kompeten, besar kemungkinan bangunan yang dihasilkan buruk dan rapuh. Begitu juga dengan guru, apabila guru memunyai kompetensi dan kualifikasi akan menghasilkan lulusan yang baik dan berkualitas.
“Tunjangan profesi bagi guru seharusnya menjadi semangat untuk mendidik dan berkarya, bukan justeru hanya sekadar menjadi pemenuhan kebutuhan hidup. Guru adalah pengabdian yang sarat dengan keihklasan,” katanya.
Sementara Sri Hartatik, S.Si., M.Pd., menjelaskan, sebenarnya Etika Profesi pendidikan sudah ada dalam mata kuliah, namun karena hal tersebut sangat penting bagi seorang guru, maka Kuliah Pakar perlu diadakan sebagai tambahan. (HumasUnusa)