SURABAYA – Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU) kini sedang menyiapkan diri untuk bisa bersaing di pasar global. Ada tiga hal yang sedang dipersiapkan terkait hal itu, pertama, terkait dengan instrumen tata kelola perguruan tinggi, kedua, dosen yang berkualitas, dan ketiga infrastruktur yang memadai serta membangun kerja sama.
Demikian diungkapkan Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA), Prof Dr Ir Achmad Jazidie M.Eng, saat bersilaturrahmi dengan Ketua PCNU Surabaya, Dr. Muhibbin dan Ketua PTNU Surabaya, Dr. Muhammad Mashuri, Sabtu (16/04) siang di Kampus B UNUSA.
“Ketiga hal itu, selain untuk mempersiapkan diri bersaing di pasar global, juga sekaligus penting untuk mencetak generasi yang unggul. Instrumen tata kelola atau statuta yang disusun berdasarkan tradisi perguruan tinggi, menjadi pegangan dan ukuran ke mana perguruan tinggi akan bergerak. Ini berlaku umum pada setiap perguruan tinggi,” katanya. Karena itu, UNUSA sudah menetapkan diri sebagai perguruan tinggi yang memfokuskan diri untuk mengembangkan bidang kesehatan, karena lahir dan besar pada bidang itu.
Jazidie juga menjelaskan tentang peningkatan kualitas dosen yang tidak hanya fokus pada bidang pengajaran atau pendidikan, tapi juga dua dari tridarma perguruan tinggi lainnya, yakni penelitian dan pengabdian pada masyarakat. “Perguruan tinggi tanpa penelitian tidak ada bedanya dengan pendidikan dasar menengah, bahkan penelitiannya harus berkualitas,” katanya menjelaskan.
Terkait dengan infrastruktur, selain gedung dan laboratorium, kata Jazidie, perguruan tinggi juga harus dapat menjalin kerja sama baik ditingkat lokal, regional, maupun internasional. “Terpenting dari ketiga hal itu adalah adanya pengalokasian anggaran yang disengaja. Jadi tidak hanya program saja, melainkan harus diwujudkan dengan pengalokasian anggaran yang nyata,” katanya.
UNUSA, tegas Rektor, benar-benar serius dalam mewujudkan PTNU yang berkualitas. UNUSA yang telah mengalami perkembangan pesat diyakini akan menjadi perguruan tinggi besar yang disegani di Indonesia bahkan di level Internasional.
Ubah Stereotype Negatif
Menanggapi apa yang kini sedang disiapkan UNUSA, Dr Muhibbin, mengatakan, NU harus mampu merubah streotipe negatif yang selama ini membentuk image seperti ‘NU ndeso, kotor, tidak tertib, telatan’. “Salah satu cara untuk mengubah streotipe tersebut dengan membangun wacana NU Urban. NU Urban bukanlah sekadar wacana, namun ada komitmen kuat untuk sungguh-sungguh hijrah dari tradisi yang buruk menuju pembiasaan yang baik,” katanya.
Dikatakannya, di era globalisasi, peningkatan kualitas pendidikan menjadi hal yang mutlak bagi Umat Islam. “Perkebangan zaman yang bergerak begitu cepat menuntut manusia harus mampu menyesuaikan diri jika tidak ingin tergilas oleh zaman kemudian menjadi manusia terasing. NU menyadari realitas ini, sehingga mendorong PTNU untuk bisa bersaing sekaligus menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas,” katanya. (Humas Unusa, 16 April 2016)