Siapa bilang, bidan hanya mampu membantu persalinan. Buktinya, Rismianty Amelia. Calon bidan yang kini menempuh pendidikan D3 Kebidanan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) ini mampu meraih prestasi membanggakan di bidang olahraga Tarung Drajat.
Olahraga Tarung Drajat memang tidak sepopuler Pencak Silat. Namun olahraga full body contact ini adalah asli Indonesia. Ini adalah olahraga bela diri ini bisa disebut ekstrim. Tak heran jika laki-laki mendominasi olahraga yang satu ini. Tak jarang atlet Tarung Drajat berjalan tertatih, dan bahkan pincang sesaat seusai bertarung. Bahkan tubuh atau wajah lebam.
Namun semua itu tak menyurutkan tekad Rismianty Amelia untuk terus menggelutinya. Maklum, olahraga itu yang membuat sulung dari empat bersaudara ini berkesempatan kuliah di Diploma 3 Kebidanan, Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa).
Sejak awal kuliah hingga semester V ini, Rismianty Amelia tak mengeluarkan duit. Beasiswa pendidikan ia dapatkan. Semua berkat prestasi yang banyak ditorehkan dari olahraga Tarung Drajat.
Meski kesehariannya berhijab ternyata mojang kelahiran Tasikmalaya, 16 Februari 1992 ini gahar di gelanggang. Dia yang biasa disapa Nia ini baru saja menyabet juara pertama dan berhak atas medali emas pada kejuaraan Pra Pekan Olahraga Nasional (PON).
Dengan berjalan tertatih, Nia menuturkan keberhasilan yang menambah banyak prestasinya. “19-26 Oktober 2015, saya mengikuti kejuaraan Pra Pon, di Soreang Bandung. Alhamdulillah juara pertama untuk kelas putri 49-50 kilogram. Kejuaraan ini diadakan Pengurus Besar Keluarga Olahraga Tarung Drajat (PB Kodrat),” tutur anak pasangan Amir Mustofa dan Airsartika ini.
Juara ini menyambung juara yang pernah Nia torehkan dari Kejuaraan Nasional Piala Presiden di Bandung, dan Kejuaraan Asean di Bali. Semuanya mendapatkan medali emas.
Semua bukti prestasi itu akan makin menguatkan rasa percaya diri Nia. Terlebih untuk mengikuti Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional di Nangroa Aceh Darussalam (NAD), November 2015. Tahun depan, 2016, dia memperkuat kontingen Jatim pada Pekan Olahraga Nasional (PON).
Pahit-manis selama menekuni dunia Tarung Drajat banyak dirasakannya. Maklum pemilik strip biru ini mengikuti Tarung Drajat sejak duduk di SMAN 1, Ciawi. (end)