Kemdikbud — Sebanyak 18 dosen tetap siap untuk mengajar para mahasiswa baru di Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama (FK UNUSA). Jumlah dosen ini mencakup dosen preklinik, dan klinik. Oleh karena mengajar jenjang Sarjana (S-1) dokter, para dosen ini pun akan berkualifikasi dokter, spesialis, dan sudah menempuh jenjang pascasarjana (S-2).
Rektor UNUSA Rohman Romdoni mengatakan, jumlah dosen tersebut memang sesuai dengan standar kualitas tenaga pendidik yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Ditjen Dikti Kemdikbud). Dia menuturkan hal tersebut usai penyerahan ijin operasional FK UNUSA, di Jakarta.
Diakui rektor Rohman, penyiapan dokter preklinik adalah tantangan berat yang harus dipenuhi. “Harus punya dosen tetap, mencakup klinik dan preklinik, kalau dosen klinik sudah banyak karena ada dari rumah sakit islam,” ujarnya.
Namun, dia menambahkan, hal tersulit adalah mencari dosen preklinik, seperti Ilmu Biokimia, anatomi, histologi, dan lainnya. UNUSA akhirnya mengambil solusi dengan bekerjasama dengan Universitas Airlangga (Unair). “Untuk masa transisi ini, kami menggunakan dosen dari dokter preklinik (baik doktor, maupun pasca sarjana yang sudah pensiun,” tuturnya.
Dia menegaskan kondisi kekurangan dosen preklinik ini tidak hanya terjadi pada UNUSA. Pada masa transisi seperti ini salah satu solusi adalah dengan menggunakan dosen dari dokter preklinik yang doktor yang mengajar di Unair yang sudah pensiun. “Misalnya saja dokter penyakit dalam, dia boleh mengajar ilmu faal atau anatomi. Dia kan tau juga. Dokter bedah, dia bisa mengajar mata kuliah Histologi. Dan itu sekali lagi fakultas dokter rata-rata kesulitan mencari dosen preklinik”.
Rohman Romdoni, spesialis penyakit dalam dan penyakit jantung pembuluh darah mengungkapkan, S1 dididik untuk preklinik belum masuk rumah sakit. Pendidikan dokter ada dua jenis yaitu untuk klinik dan preklinik. Dosen yang pernah mengajar di Unair ditarik untuk mengajar preklinik.
“Kalau klinik tidak terlalu sulit. Kalau dokter disitu kliniknya dan sekarang bisa dijadikan dosen preklinik. Kita juga punya dokter-dokter umum yang S1 yang kita sekolahkan untuk mengganti yang pensiun. SK Kita menerima batasan sebanyak 50 untuk penerimaan mahasiswa baru di fakultas kedokteran. Di setiap universitas dengan fakultas kedokteran pun mengalami pekerjaan rumah ini,” tutupnya.