Rektor UNUSA bersama Empat Mantan Menteri Pendidikan Ikuti Diskusi Pembangunan Museum Pendidikan

Jakarta – Empat mantan menteri pendidikan dipertemukan kembali dalam sebuah diskusi di kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Senayan. Dalam “reuni” kali ini, keempatnya diminta urun saran dan merembuk gagasan awal Kemendikbud yang ingin mendirikan museum pendidikan. Selain keempat mantan menteri pendidikan, hadir pula dalam acara Diskusi Kelompok Terpumpun Pembangunan Museum Pendidikan para petinggi Kemendikbud. Salah satunya, Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya, Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng. dirinya merupakan Mantan Direktur Jenderal Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang diajak urun saran untuk perkembangan pendidikan di Indonesia.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggagas pendirian Museum Pendidikan. Gagasan tersebut diangkat dalam diskusi kelompok yang dihadiri oleh empat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan terdahulu, yakni Wardiman Djojonegoro (1993-1998), Yahya Muhaimin (1999-2001), Abdul Malik Fajar (2001-2004), dan Muhammad Nuh (2009-2014), di kantor Kemendikbud, Jakarta, Rabu, 17 Oktober 2018.

Museum Pendidikan yang digagas Kemendikbud ini berskala nasional dan memiliki koleksi khusus tentang pendidikan. “Ini masih gagasan awal untuk merangsang sebuah museum pendidikan, dan sudah waktunya kita memiliki museum pendidikan yang cukup memadai,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy pada diskusi kelompok terpumpun tersebut.

Kehadiran para senior atau Mendikbud terdahulu, kata Muhadjir, dapat memberikan semangat dan dorongan, serta masukkan yang berarti.  Terlebih lagi keempatnya telah berpengalaman selama pengabdiannya di Kemendikbud.

“Kehadiran para senior merupakan bagian tidak terpisahkan dalam pembangunan Museum Pendidikan, bagian dari sejarah pendidikan Indonesia.  Tentunya merupakan salah satu ikhtiar kita dalam merayakan perjalanan pendidikan Indonesia,” tuturnya.

Pendirian Museum ini, kata Muhadjir, diharapkan dapat menghadirkan alur cerita pendidikan Indonesia, sejak zaman prasejarah hingga saat ini. Dengan begitu generasi muda dapat melihat sejarah pendidikan Indonesia, sebagai bagian dari pembelajaran mereka.

“Koleksi Museum Pendidikan juga diharapkan dapat memamerkan sejarah pendidikan Indonesia dari masa ke masa, tokoh pendidikan Indonesia, hingga artefak pendidikan Indonesia,” tutur Mendikbud.

Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA), Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng. mengapresiasi atas perdirian Museum Pendidikan yang digagas Kemendikbud ini. Adanya museum pendidikan akan menambah pengetahuan bagi generasi muda. Terlebih museum ini berskala nasional dan memiliki koleksi khusus tentang pendidikan. “Semoga adanya museum pendidikan ini memberikan keberkahan bagi kita semua,” ungkap mantan Direktur Jenderal Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ini. (Twn/Humas Unusa)