Dosen Unusa dapat Pengabdian kepada Masyarakat Award 2017

Surabaya – Puncak penganugerahan Pengabdian kepada Masyarakat (Pengmas) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), diberikan secara simbolis kepada para dosen yang telah berkontribusi untuk masyarakat.

Acara tersebut bertajuk “Unusa Pengabdian Masyarakat Award 2017”, merupakan kick off dari beberapa rangkaian pameran karya ilmiah dan poster Unusa. Berikut disertakan laporan kinerja LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat).

“Penganugerahan Pengmas Award merupakan puncak dari rangkaian Pengmas semester genap, kinerja LPPM bidang pengabdian kepada masyarakat,” terang Ghofirin, ketua Bidang 3 Pengmas Unusa.

Dari 182 dosen Unusa, LPPM Bidang III selama satu semester menargetkan 63 judul proposal Pengmas, secara keseluruhan telah terpenuhi 100 persen di semester genap 2017. Mengusung tagline “Dari Unusa untuk Masyarakat yang Sejahtera”. “Sungguh capaian yang membanggakan,” imbuhnya.

Acara tersebut berlangsung di Kafe Fastron Kampus Unusa Tower B, Jemursari, Surabaya, Jumat (8/9/2017).

Pada kesempatan yang sama, Rektor Unusa, Prof Dr Ir Achmad Jazidie, menyampaikan rasa terimakasih kepada tim LPPM. Giat tersebut sekaligus upaya menghidupkan semangat dalam lingkungan Unusa yang notabene masih baru. “Dan kita ingin berkontribusi memberikan solusi,” terangnya.

Ia mencontohkan sebuah survey  yang dilakukan di sekitar lingkungan kampus Hiroshima University, Jepang.  Jawaban masyarakat saat itu sungguh mengejutkan, warga di lingkungan kampus hanya ingin universitas membuat sebuah peralatan yang memudahkan untuk memindahkan ketan panas dari kukusan.

“Bisa diambil kesimpulan, perguruan tinggi tidak boleh terasing dari masyarakat. Ketika ada perguruan yang besar tapi masyarakat sekitar masih tertinggal, akan sangat disayangkan,” tambah Prof Jazidie.

Menurutnya, perguruan tinggi harus selalu peka apa yang dibutuhkan oleh masyarakat sekitarnya sebagai esensi pengabdian masyarakat. “Itulah esensi dari pengabdian masyarakat,” ucapnya.

Ketrampilan menulis jurnal ilmiah (karya ilmiah) memerlukan ikhtiar yang luar biasa dan perlu perjuangan. Jabatan akademik akan mengalir ketika semua kegiatan tri dharma perguruan tinggi sudah berjalan dengan baik.

Menurut Prof Jazidie, pengabdian masyarakat tidak harus melulu berbasis pada riset (metode penelitian), tapi berdasar fakta yang terjadi pada masyarakat. Prof Jazidie mengungkapkan bahwa seseorang harus memiliki pengalaman dan jurnal yang diriview oleh nasional untuk bisa menembus level internasional, termasuk memiliki jam terbang cukup tinggi. 

Oleh karena itu, Pengmas Award merupakan sebuah semangat untuk membangkitkan langkah nyata yang terbaik bagi masyarakat sekitar.  “Bukan tujuan untuk menang namun setelah itu selesai. Jangan sampai kemudian posternya bagus banget, tapi Pengmasnya parah,” kelakarnya seraya tersenyum.

Dalam acara tersebut juga terjadi sinergi melalui penanda tanganan MoU antara FLIPMAS (Forum Layanan Iptek bagi Masyarakat) Legowo Jawa Timur (Jatim), diwakili oleh Ketua FlipMas Legowo Jawa Timur, Dr Adi Sutanto, dengan Unusa yang diwakili oleh Ketua LPPM Unusa, Dr. Istas Pratomo. (Humas Unusa)