Dipercaya Kemitraan Australia-Indonesia, Unusa Buat Bengkel Literasi Numerasi

Surabaya – Dipercaya oleh Kemitraan antara Pemerintah Australia dan Indonesia melalui Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI), Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) menggagas Bengkel Literasi Numerasi di Kab. Pasuruan dengan melibatkan 16 Sekolah Dasar di Kec. Lekok.

Program ini, sebagaimana diungkapkan Rektor Unusa, Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie M.Eng, merupakan bagian dari upaya Unusa untuk ikut serta menyukseskan program pemerintah terkait dengan program literasi. “Alhamdulillah proposal yang kami ajukan dinilai layak, sehingga memperoleh hibah ini yang pembiayaannya dicover oleh Pemerintah Australia bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,” katanya, Jumat (12/10) siang.

Program INOVASI merupakan program kemitraan antara Pemerintah Australia dengan Pemerintah Indonesia yang memfokuskan pada 3 bidang yakni: literasi; numerasi; dan pendidikan inklusi.

Selain tiga bidang itu, karena kepemimpinan kepala sekolah (leadership) menjadi kekuatan dalam peningkatan kualitas pendidikan dasar, maka leadership juga menjadi kegiatan yang akan dikembangkan dalam Program Inovasi. Di Jatim, program ini menjangkau 5 kabupaten/kota masing-masing Kab. Sidoarjo, Kab. Sumenep, Kab. Pasuruan, Kab. Probolinggo, dan Kota Batu.

“Bagi Unusa, pengalaman menjalankan program hibah yang didanai luar negeri (Australia –Red) memang baru kali pertama, karena itu kesempatan ini akan dijadikan pembelajaran berharga untuk kami jalankan sebaik-baiknya. Apalagi Unusa satu-satunya PTS yang terpilih dalam program ini,” kata Rektor mengungkapkan.

Dijelaskannya, Bengkel Literasi Numerasi adalah upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah dasar yang fokus pada kemampuan literasi dengan pendekatan PMRI (Pendidikan Matematik Realistik Indonesia).

Sementara itu, Prof. Dr. Siti Maghfirotun Amin, M.Pd., selaku tim ahli dalam pembentukan Bengkel Literasi Numerasi mengatakan, matematika menjadi momok bagi siswa, karena selama ini pembelajaran matematika dijauhkan dari kehidupan sehari-hari dan hanya dipahami pada perkalian, penambahan yang disajikan dengan sulit.

“Melalui bengkel ini, pembelajaran matematika lebih kontekstual dan realistik. Sehingga siswa tertarik dan mengerti bahwa matematik penting dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya tentang hitung-hitungan tapi juga terkait dengan logika atau nalar,” kata Prof Amin, Guru Besar Matematika Universitas Negeri Surabaya (UNESA) yang mendampingi Rektor UNUSA dalam jumpa pers.

Tolok ukur keberhasilan program ini antara lain meningkatnya hasil belajar siswa di kelas rendah (1, 2, dan 3) dalam bidang numerasi melalui pembelejaran matematika. Program ini akan melibatkan peran kelompok kerja guru (KKG) dan kelompok kerja kepala sekolah (KKKS).

Selain melakukan penguatan di sekolah dasar (SD), Program INOVASI juga menyasar Madrasah Ibtidaiyah (MI) dibawah naungan Kementerian Agama.

Pada kesempatan lain, Gubernur Jawa Timur, Soekarwo menyatakan dukungannya pada pelaksanaan Program INOVASI ini di Jawa Timur. “Pemprov Jatim merekomendasikan sejumlah kabupaten / kota sebagai mitra awal INOVASI. INOVASI bermitra di Jawa Timur hingga 2019. Kabupaten / kota yang terpilih adalah kabupaten / kota yang kebijakannya berpihak pada mutu pembelajaran siswa serta peduli pada anak berkemampuan khusus,” ungkap Soekarwo. (Humas Unusa)