Tokoh dan Budayawan Ramaikan Parade Puisi Unusa

Surabaya – Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) dipercaya Radio Republik Indonesia (RRI) menjadi tuan rumah parade puisi memperingati Hari Pahlawan. Acara tersebut dimeriahkan budayawan senior Zawawi Imron dan wartawan senior yang Menteri BUMN periode 2009-2014 Dahlan Iskan.

Parade puisi memperingati Hari Pahlawan itu disiarkan secara nasional oleh RRI. Kegiatan dipusatkan di Auditorium Tower Unusa, lantai 9, Kampus B Jemursari, pada Kamis (14/11).

Turut hadir Wagub Jatim Emil Dardak, Dirut RRI M Rohanudin, serta Rektor Unusa  Prof. Dr. Ir Achmad Jazidie, MEng. Juga penyair muda Tulungagung Ardi Susanti,

“Terima kasih kepada semua hadirin di Auditorium Unusa dalam Majelis Dzikir mengingat dan mengenang segala apapun yang telah dilakukan para pahlawan pejuang. Unusa berterima kasih atas kepercayaan menggelar acara yang hebat ini.  Bagi Unusa tentu sangat membanggakan dan mengharukan,” kata Rektor Prof Achmad Jazidie.

Hal yang menarik, para tokoh yang hadir ikut menyumbang membaca puisi. Rektor Prof Jazidie membaca puisi berjudul ‘Membangun Kebanggaan.

Wagub Emil Dardak yang mengaku tak bisa membaca puisi, terpaksa berpuisi karena diperintah Gubernur Khofifah. “Ini gara-gara disposisi Bu Gubernur. Saya ini biasa memberi sambutan, tapi tak pernah baca puisi,” kata Wagub Emil disambut tawa hadirin.

Wagub Emil pun kemudian membaca puisi pendek berjudul ‘Elegi 10 November’.

Selanjutnya Dahlan Iskan membaca puisi yang spontan ditulisnya di kertas penutup gelas. Dahlan mengalunkan sebuah geguritan tentang kemuliaan. Bahasanya spontan khas arek Suroboyo, seperti “Karep-karepmu.., babahno cuk…, atau opo ae rek?”

Parade puisi semakin gayeng ketik Zawawi Imron membaca puisi yang  menyentil para koruptor, yang disebutnya .masuk neraka tapi masih bisa tersenyum di televisi.

Parade puisi Unusa mengusung tema kepahlawanan dan nasionalisme. Tujuannya menggugah toleransi antarumat beragama, antarsuku, dan pelaku ekonomi. Juga agar kalangan milenial bisa menyerap filosofi persatuan dari pembacaan puisi, sehingga mereka mampu menjaga toleransi bangsa.

“Mengingat situasi pascapesta politik saat ini, kami berharap dengan malam parade puisi ini bisa kembali merajut toleransi dan persatuan bangsa. Pesan yang kami siarkan secara nasional ini, setidaknya akan terus menumbuhkan semangat nasionalisme dan cinta NKRI yang tidak terkikis waktu,” kata Dra Sumarlina MM, Kepala RRI Surabaya (hap/Humas Unusa)