Tingkatkan Keterampilan Klinik Ditengah Pandemi

Surabaya – Dosen Fakultas Kebidanan dan Keperawatan (FKK) Universitas Nahdaltul Ulama Surabaya (Unusa) Nur Masruroh,SST.,M.Keb mewajibkan program studi (Prodi) perawat maupun kebidanan untuk meningkatkan keterampilan klinik ditengah pandemi Covid-19.

Ini setelah adanya Webinar Internasional tentang current issue and future trends in nursing and midwifery. Empat pemateri terdiri dari Nanik Handayani, S.Kep.Ns., M.Kes yang merupakan dosen FKK Unusa, Mrs. Rohani Mamat. Msc dari Universiti Malaysia Sabah, Prof Zamzaliza Abd Muhid. Ph.D dari UITM Kampus Puncak Alam Malaysia, Assoc. Prof. Pi-Chen Chang dari Taipei Medical University.

Masruroh menjelaskan dimasa pandemi harus meningkatkan keterampilan klinik. Hal ini dilakukan agar mahasiswa prodi Perawat maupun bidan dapat meningkatkan kemampuannya.

“Dengan semakin banyak meningkatkan keterampilan klinik ini membuat mahasiswa akan semakin mahir untuk menangani pasien,” ucapnya, Selasa (30/6).

Beberapa keterampilan klinik yang dapat dilakukannuntuk mahasiswa prodi keperawatan seperti merawat pasien sebelum maupun setelah operasi, hingga dapat memberikan injeksi. “Ini sebagai pengganti mahasiswa ini praktek di kampus, jadi dengan meningkatkan keterampilan ini maka mahasiswa akan semakin mahir dalam melakukan tugasnya,” kata Masruroh.

Masruroh menjelaskan jika pandemi Covid-19 ini berpengaruh pada semua salah satunya pendidikan. Malaysia menerapkan School From Home (SFH) sama seperti di Indonesia. “Semua pembelajaran dilakukan secara online atau Dalam Jaringan (Daring),” jelasnya.

Namun Taiwan sudah mulai melakukan pendidikan secara langsung, ini setelah pemerintah Taiwan sukses mengatasi penyebaran virus corona. “Tapi Taiwan belum mengizinkan jika ada mahasiswa dari negara lain untuk kuliah di sana karena kondisi pandemi ini,” kata Masruroh.

Masruroh menyebutkan banyak isu yang berkembang di masyarakat seperti penolakan perawat maupun pekerja medis untuk pulang. Kondisi ini terjadi bukan hanya di Indonesia tapi di negara lainnya seperti Malaysia maupun Taiwan. “Tapi itu semua harusnya bisa teratasi dengan memberikan pemahaman yang kurang sehingga hanyak masyarakat ketakutan namun banyak juga masyarakat yang tidak patuh dengan menggunakan masker,” katanya.

Masruroh menjelaskan pandemi Covid-19 ini menurunkan minat masyarakat Malaysia untuk menjadi tenaga medis. “Dari penjelaskan kedua narasumber Malaysia kondisi disana kesulitan untuk mencari tenaga pengajar yang memadai serta mahasiswa dibidang medis menurun drastis,” katanya. (sar humas)