Tiga mahasiswa Unusa yang berhasil membuat bubur kelor untuk penderita diabetes

SURABAYA – Penderita diabetes atau kencing manis memang diharuskan untuk mengkonsumsi obat-obatan kimia secara terus menerus. Namun hal itu akan berdampak negatif pada fungsi organ tubuh lainnya. Sehingga, banyak penderita diabetes yang mengalami gangguan kesehatan lain karena hal itu.

Mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) pun tidak kahabisn akal. Laila Ulfidah, Rury Silfina, Dina Ningtias, Siti Qomariyah dan Dina Tri Maryuni, mahasiswa S-1 Keperawatan mencoba untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi penderita diabetes.

Mereka mencoba membuat sebuah produk yang bisa dikonsumsi untuk menurunkan kadar gula darah namun tidak merusak organ tubuh penderita diabetes. Mereka memutar otak dengan mencari referensi bahan baku apa yang bisa digunakan.

“Kita inginnya yang herbal. Dari tumbuhan yang ada di sekitar. Sehingga benar-benar alami tidak mengandung kimia,” ujar Laila Ulfidah.

Akhirnya, Laila dan teman-temannya pun mencari referensi dari buku dan internet. Mereka menemukan banyak tumbuhan yang bisa menurunkan kadar gula darah. Namun, mereka tertarik dengan satu daun yakni Kelor.

Daun ini sangat banyak ditemui dan banyak dikonsumsi masyarakat. Namun selama ini hanya dijadikan sayur bening dan sejenisnya. “Padahal, bisa dibuat berbagai macam makanan terutama untuk mereka yang menderita diabetes,” tandasnya.

Mereka pun membuat proposal dengan judul Bulortibet (Bubur Kelor Anti Diabetes) sebagai Diet Alternatif bagi Penderita Diabetes. Dan proposal ini pun bisa menjadi proposal yang dipilih Kementerian Riset dan Teknologi (Kemristekdikti) untuk mendapatkan hibah dalam Program Kreativitas Mahasiswa.

“Alhamdulillah, ini menjadi satu dari tujuh proposal mahasiswa Unusa yang lolos program PKM,” tandas Laila.

Dijelaskan Laila, dalam proposal yang dia buat bersama empat temannya, dia memilih bahan daun kelor disertai bahan lain yakni tepung sagu dan jagung manis. Juga ditambah air dan sedikit garam.  Dipilihnya tepung sagu dan jagung manis ini karena untuk mengurangi rasa ‘langu’ (rasa khas daun kelor).

Untuk membuat bubur ini, Laila mengatakan membutuhkan bahan sebanyak 10 tangkai daun kelor, jagung manis dan tepung sagu 300 gram. Ditambah 500 gram air dan 2,5 sendok teh garam.

“Kita masak untuk bisa menghasilkan bubur daun kelor ini. Rasanya cukup enak dan bisa dikonsumsi dengan rutin untuk penderita diabetes,” tuturnya.

Produk ini diakui Laila sudah diujicobakan kepada keluarga dan kenalan mereka terutama yang memiliki keluhan gula darah tinggi. “Cukup membantu mereka,” tandasnya.

Kini, Laila mengakui tengah bersiap untuk menunggu hasil penjurian yang dilakukan Kemristekdikti. Karena beberapa waktu lalu, dia dan tim sudah mengikuti monitoring dan evaluasi (monev). “Alhamdulillah lancar,” tukasnya.

Sehingga Laila dan Tim berharap, proposal mereka ini bisa lolos mengikuti Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2018. “Dambaan semua mahasiswa bisa lolos Pimnas. Doakan saja,” tambahnya. (end)