Rektor Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya Bantah Belum Terakreditasi

Surabaya – Tudingan yang menerpa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) belum terakreditasi dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dibantah langsung oleh Rektor Unusa Prof Dr Ir Ahmad Jazidie, Kamis (24/8) kemarin. Hasil akreditasi institusi keluar dan diterima kampus yang dulunya bernama Sekolah Tinggi Kesehatan (Stikes) pada 22 Agustus 2017 lalu.

Menurut dia, BAN-PT telah memberikan penilaian institusi kepada Unusa predikat B dengan mengantongi total nilai sebesar 327. Hasil ini merupakan penilaian kali pertama sejak Unusa berdiri sejak tahun 2013 lalu dengan SK bernomor 2740/SK/BAN-PT/Akred/PT/VIII/2017 yang dikeluarkan pada 15 Agustus dan baru diterima 22 Agustus.

“Sebenarnya hari Selasa (22/8) Unusa sudah memperoleh informasi tentang hasil akreditasi institusi. Hari itu juga kami mendapatkan informasi itu. Tidak ada yang salah sebenarnya, mungkin dia mendapatkan informasi belum terakreditasi itu sebelum hari Selasa. Jadi yang perlu kita luruskan itu kata belum terakreditasinya,” paparnya saat ditanya Bhirawa mengenai belum terakreditasinya kampus, kemarin.

Unusa secara institusi, kata Prof Jazidie, sebenarnya sudah menyandang status secara akreditasi minimal yaitu C. Dan bulan Mei lalu mensubmit akreditasi dalam rangka pengajuan akreditasi ulang dengan hasil B.

“Kami memang bersungguh-sungguh dalam mengelola institusi yang merupakan  amanah dari umat. Hasil akreditasi ini adalah salah satu bukti kesungguhan kami,” jelasnya.
Bagi Prof Jazidie, penilaian ini membuktikan jika tata kelola yang dijalankan sudah sesuai pada rel yang telah digariskan dalam tata kelola perguruan tinggi. Kini Unusa sedang mempersiapkan diri untuk bisa memperbaiki nilai akreditasi program studi. “Logikanya, akreditasi institusi itu adalah kumpulan dari akreditasi – akreditasi program studi. Karena itu kami berharap akreditasi institusi akan lebih baik, yang C menjadi B dan B menjadi A,” harap dia.

Penyelenggara pendidikan di Unusa, lanjut dia, harus disertai dengan sistem pendidikan mutu. Sebab, penyelenggara pendidikan harus bermutu dan bentuk Unusa agar tidak mengecewakan masyarakat. “Akreditasi itu sebagai bentuk pertanggung jawaban kami sebagai lembaga pendidikan,” katanya.

Prof Jazidie yang baru dua tahun menjabat Rektor Unusa mengutarakan penilaian akreditasi B dari BAN-PT perlu disyukuri karena diakuinya. Pasalnya, untuk mendapatkan akreditasi tersebut terdapat beberapa tantangan yang dialami Unusa. Satu diantaranya yakni mengubah kerangka pikir sivitas akademika dan para pemangku kepentingan dari konteks Stikes ke konteks Universitas.

“Sistem manajemen dan tata kelola terus kami benahi untuk menggerakkan dan mewujudkan program-program visioner. Dengan melakukan penyempurnaan manajemen dan tata kelola yang efektif, efisien, produktif, dan akuntabilitas,” pungkas dia. [Humas-Unusa]