Permainan Kreatif Atasi Kebosanan Serta Rangsang Perkembangan Otak Anak

Surabaya – Dosen Program Studi (Prodi) S1 Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PG PAUD) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) Sunanto, M.Pd. berpendapat melalui permainan kreatif dapat mengatasi kebosanan serta merangsang perkembangan otak anak selama pandemi Covid-19.

Hal ini dijelaskan dirinya di Seminar Online Nasional yang digelar Himpunan Mahasiswa (Hima) Program Studi (Prodi) S1 PG PAUD Unusa. Dalam Seninar Online tersebut menghadirkan tiga narasumber Dr. Muhammad Muhyi. M.Pd yang merupakan dosen metode pengembangan fisik motorik AUD Unipa Surabaya, Wahyuning Tirto Dewi. S.Pd., M.Pd. merupakan kepala sekolah KB-TK Al Falah Assalam Waru-Sidoarjo, Dr. Luluk Elyana M.Si yang merupakan dosen PG PAUD dan warek 1 Universitas Ivet.

Sunanto menjelaskan melalui permainan kreatif membuat anak akan tidak cepat bosan selama berada di rumah. Selain mengatasi kebosanan, melalui permainan kreatif dapat merangsang perkembangan otak anak selama pandemi Covid-19.

“Dari sini anak akan aktif untuk terus bergerak melalui permainan kreatif ini bersama kedua orang tuanya,” jelas Sunanto, Rabu (1/7).

Dengan permainan kretif ini dapat melatih gerak motorik dan manipulatif sehingga dapat membantu perkembangan anak selama berada di rumah. “Ini yang membuat anak akan terus aktif serta tidak bosan saat berada di rumah,” ucapnya.

Beberapa permainan kreatifitas yang dapat meningkatkan motorik seperti bermain lempar bola, hingga balon dan bermain ayunan. Selain untuk anak usia dini, permainan bulutangkis jiga menjadi salah satu permainan kreatif. “Permainan ini dituntukan dengan usia anak tersebut, jadi jika masih usia dini dapat bermain lempar bola jika sudah masuk SD bisa bermain seperti bulutangkis di halaman rumahnya,” ucap Sunanto.

Namun, semua permainan kreatif tersebut butuh peran aktif dari orang tua untuk memberikan permainan kreatif. “Disini orang tua berperan aktif dalam tumbuh kembang anak agar mereka juga tidak mudah bosan karena sudah lebih dari tiga bulan berada di rumah untuk sekolah online,” beber Sunanto. (sar humas)