Pasuruan Kekurangan Guru BK Bersertifikat 

Surabaya – Peranan guru bimbingan dan konseling (BK) sangat penting. Tidak hanya bertugas mencerdaskan para siswa, tapi juga melayani mereka agar menjadi anak-anak yang berkarakter baik dan mandiri

“Oleh karenanya Guru BK juga perlu bersertifikat agar mereka mampu melaksanakan perannya tersebut secara optimal,” kata H Najib Kusnanto SAg MSi, KASI Pendidikan Madrasah Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Pasuruan, dalam kunjungan dan pelatihan guru BK  se-Kabupaten Pasuruan, di Café Fastron lantai 3 Tower Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) Kampus B, Sabtu (27/4/2019).

Menurut Najib, guru BK memiliki tugas membuat anak-anak memiliki perilaku dan karakter bertanggung jawab. Apalagi di MA, mereka berkomitmen memberikan layanan informasi tentang studi pendidikan ke perguruan tinggi yang sesuai dengan kebutuhan dan minat para siswa. Yakni, bermuatan pendidikan keagaman yang sama, seperti halnya di Unusa.

“Di Pasuruan sendiri masih kekurangan guru BK bersertifikat.  Yang banyak, guru BK lulusan sarjana psikologi. Kalau dari latar pendidikan BK masih kurang,” katanya.

Oleh karena itulah Najib menyambut positif  pelatihan program aplikasi siap BK yang diberikan Unusa kepada para guru BK. Menurut Najib program ini memberikan kemudahan bagi guru BK melakukan pemetaan pelayanan para siswa.

“Dengan pemetaan tersebut, memberi peluang bagi guru BK untuk langsung bisa menindaklanjuti problem solving anak didiknya,” katanya.

Menurut ketua pelaksana Djoko Sujarwo SE, sebanyak 55 guru BK se-Kabupaten Pasuruan dibawah Kemenag Jatim mengikuti pelatihan program siap BK.  Pelatihan diberikan atas kerja sama Unusa dengan Zainal Muttaqin, Ketua Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK) Kemenag Wilayah Jawa Timur pencipta  software khusus aplikasi siap guru BK, yang sekaligus sebagai pemateri pelatihan. (hap/Humas Unusa)