Laboratorium Unusa Siap Terapkan ISO/IEC 17025:2017

Surabaya – Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) mempersiapkan laboratorium penelitian yang kompeten. Keberadaan lab penelitian yang kompeten sebagai konsekuensi keinginan universitas meningkatkan akreditasi.

Sebagai langkah awal, Unusa menggelar pelatihan dan pengembangan sistem manajemen mutu laboratorium terkait penerapan ISO/IEC 17025:2017.  Kegiatan untuk kompetensi laboratorium pengujian dan kalibrasi laboratorium Fakultas Kesehatan ini digelar selama dua hari (11-12 November) di lantai 5, Tower Unusa, Kampus B.

Moch Sahri, SKM MKKK selaku ketua pelaksana mengatakan agenda dikemas dalam inhouse training understanding and developing ISO/IEC 17025:2017. Pelatihan diikuti kepala laboratoium, tenaga adminitrasi, pengelola dan penguji laboratorium dengan bimbingan asesor Komite Akreditasi Nasional (KAN) Ir Untari Pudjiastuti.

“ISO/IEC 17025 merupakan perpaduan antara persyaratan manajemen dan persyaratan teknis yang harus dipenuhi oleh laboratorium pengujian dan laboratorium kalibrasi.  Mengapa perlu diadakan kegiatan tersebut? Karena lab kesehatan Unusa akan diakreditasi,” kata Sahri.

Dosen prdi D4 K3 Unusa ini mengatakan pengujian ini diperlukan untuk mendapatkan kualitas yang memenuhi standar agar lab Unusa dipercaya masyarakat. “Dan, untuk mendapatkan kepercayaan masyarakat, maka harus memiliki akreditasi,” imbuhnya.

Sebagai langkah awal, pengujian mutu  lab kesehatan yang akan menjadi pilot projectnya, yang kemudian akan dilanjutkan ke lab lain. Nantinya lab kesehatan yang akan divalidasi untuk pengukuran seperti kebisingan, klimatologi.

“Tujuannya agar pada saat pengujian nanti hasilnya bisa valid dan dipercaya masyarakat. Kenapa bisa seperti itu, karena sistem lab kita sudah menerapkan ISO ini,” katanya.

Sahri mengatakan ada 10 lab yang ada dan semuanya belum terakreditasi. “Namun tidak semuanya akan diuji. Akan dipilih parameter yang potensi kita jual, seperti pengukuran tingkat kebisingan,  pengukuran debu, pencahayaan, klimatologi, kimia darah. Atau pengukutan lainnya yang akan diapliasikan,” katanya.

Dekan Fakultas Kesehatan Unusa Prof SP Edijanto dr Sp PK (K) mengatakan Unusa saat ini memang belum mempunyai lab untuk konsumsi penelitian. Oleh karenanya fasilitas lab belum bisa dimanfaatkan oleh masyarakat umum.

“Lab kita belum bisa untuk konsumsi masyarakat, masih dalam tahap  untuk praktikum mahasiswa. Namun sekarang kita sudah mempersiapkan diri untuk memiliki penelitian. Jadi nanti lab kita bisa menampung mereka, dari luar kampus yang ingin melakukan penelitian. Seperti penemuan obat atau pembuktian kandungan zat,” kata Prof Edi.

Keberadaan lab penelitian ini merupakan konsekuensi dari akreditasi laboratrium yang sekarang ini sedang dipersiapkan Fakultas Kesehatan Unusa. Prof Edi menyebutkan lab biomolekuler yang sedang dibangun untuk dipersiapan menjadi lab penelitian.

“Ada dua lab yang disiapkan untuk lab penelitia yakni lab biomolekuler dan lab gizi kesmas. Ke depan lab ini bisa dimanfaatkan untuk penelitian dari Pemda misalnya. Oleh karenanya lab perlu diakreditasi dengan menerapkan sistem ISO. Dan para pengelola lab perlu dibekali tentang ISO, karena memang ada tahapan-tahapan yang haus dilalui,” kata Prof Edy. (hap/Humas Unusa)