Pengabdian Masyarakat dan Halbi Unusa – ISNU Gelar Talkshow Jantung Koroner

 Surabaya – Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) dan Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) PC Surabaya menggelar halal bihalal (halbi) di Kafe Fastron, lantai 3 Tower Unusa, Kampus B, Jemursari Surabaya, pada Sabtu (22/6).

Kegiatan yang dihadiri sekitar 100 orang tersebut juga diisi dengan pemeriksaaan fisik gratis dan talkshow kesehatan tentang tindakan preventif penanganan jantung koroner. Narasumber talkshow dari dosen Unusa yang juga pakar kesehatan jantung koroner, dr Abraham Ahmad Ali Firdaus Sp.JP.

Selain dari Unusa dan ISNU Surabaya, turut hadir perwakilan dari pengurus Muslimat cabang Surabaya. “Kegiatan ini sebagai ajang silaturahmi Nahdliyin, bisa ngobrol bersama saling kenal dan salung tukar menukar pikiran dan pengalaman. Sekaligus ajang edukasi ini untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, terutama kalangan nahdliyin,” kata Wakil Dekan Fakultas Kesehatan Unusa, Firdaus, S.Kep.Ns.M.Kes yang juga ketua pelaksana kegiatan.

Menurut Firdaus kegiatan ini sebagai bentuk pengabdian masyarakat Unusa terhadap warga nahdliyin. Tujuannya agar bisa mencegah penyakit jantung koroner dengan menjaga kesehatan dengan berpola hidup sehat, menjaga pola makan, tidak merokok dan olah raga tiap hari,” katanya.

Sementara Ketua PC ISNU Surabaya, Nurul Jadid sangat mengapresiasi kegiatan baksos kesehatan yang digelar Unusa. Hal ini sebagai bagian implementasi kerja sama ISNU dengan Unusa dalam penelitian dan pengabdian masyarakat.

“Edukasi kesehatan ini sangat pas digelar pada halbi. Pasalnya lebaran identik dengan makanan berlemak dan bersantan, yang berpotensi pada naiknya kolesterol. Nah melalui talkshow kesehatan ini, kami diingatkan kembali pentingnya deteksi dini penyakit jantung koroner. Sekaligus edukasi tindakan preventifnya,” katanya.

Ke depan, lanjut Jadid, kerja sama kesehatan ini juga berencana mengulas topik lain seperti kelamin dan kesehatan reproduksinya. Hal ini sebagai tindakan pencegahan penyakit lain yang banyak dialami para santri seperti penyakit kulit. Begitu juga rencana khitanan masal pada awal Juli 2019. (hap/Humas Unusa)