FEB-TD Unusa Gelar Webinar Literasi Digital dan Nomophobia

Surabaya – Fakultas Ekonomi Bisnis Teknologi Digital (FEB-TD) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) menggelar webinar literasi digital dan nomophobia, Jumat (12/2).

Acara ini diisi oleh pemateri Bhinti Nur Khasanah S.Psi yang merupakan kandidat Psikolog, Endang Sulistiyani, M.Kom Dosen Progran Studi (Prodi) Sistem Informasi (SI) Unusa, Pratiwi Hariyani Putri S.Gz., M.Kes yang merupakan Dosen Prodi S1 Gizi Unusa.

Salah satu pengisi acara, Endang Sulistiyani, M.Kom menjelaskan acara ini diadakan FEB-TD di tengah pandemi dan situasi pembelajaran online atau dalam jaringan (Daring). Kondisi ini membuat adanya tantangan tersendiri bagi pembelajaran daring khususnya nomophobia. “Ini tantangan tersendiri di tengah pandemi covid-19, dimana literasi digital sebagai kunci kesuksesan yang harus ditingkatkan,” jelas Endang, Minggu (14/2).

Sementara itu, fenomena lain nomophobia sebagai ancaman perlu di waspadai. Dimana Nomophobia merupakan kecemasan tidak dekat dengan mobile phone.

Endang menjelaskan ancaman nomophobia ini lantaran seseorang tidak bisa lepas dengan perangkat gawai yang dimiliki. “Ini mengakibatkan seseorang akan terganggu dalam pembelajaran daringnya,” ucapnya.

Saat ini, pembelajaran online dijalani semua jenjang pendidikan di Indonesia. Dengan belajar dari rumah sebagian besar pembelajaran daring, kalau literasi digital masih belum banyak dipahami peserta pembelajaran daring baik dari sisi siswa, pendidik, maupun orang tua. “Banyak kendala yang terjadi mulai dari keterbatasan jaringan hingga tidak punya hp,” beber Endang.

Endang menambahkan jika sudah memiliki perangkat dan jaringan yang baik. Selanjutnya harus memanfaatkan perangkat dengan optimal. “Dari sini diperlukannya literasi digital,” jelasnya.

Endang berharap para peserta pembelajaran daring (peserta didik, pendidik, dan orang tua) harus mulai peduli tentang pentingnya literasi digital untuk mengoptimalkan pemanfaatan teknologi. “Serta waspada bahaya nomophobia yang mengancam pada pemanfaatan teknologi yang tidak terkendali,” ungkapnya. (sar humas)