Unusa Terjunkan Mahasiswa PG PAUD di 31 Kecamatan Kota Surabaya

Surabaya

Program Studi S1 PG PAUD Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) mengadakan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) II di Kecamatan se-Kota Surabaya. Kegiatan ini merupakan mata kuliah pemantapan bagi mahasiswa untuk menambah pengalaman mengajarnya. PPL II merupakan rangkaian program untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam strategi dan keterampilan mengajar.

Drs. Yanu Mardianto, M.Si, Camat Tegalsari Surabaya mengungkapkan, rasa terima kasih kepada Unusa khususnya Prodi S1 PG PAUD karena telah memilih Kecamatan Tegalsari sebagai tempat pembukaan kegiatan PPL II sekaligus menjadi lokasi kegiatan PPL II. Selama ini para bunda PAUD mengajar ya hanya otodidak, karena mereka rata-rata belum memiliki ijazah sarjana pendidikan. Namun saat ini, pemerintah telah mencanangkan bahwa setiap pendidikan harus memiliki ijazah untuk melegalkan kemampuan mengajarnya. Meskipun tanpa ijazah pun, mereka sudahh andal dalam mengajar anak-anak PAUD.

“Alhamdulillah, saat ini ada institusi yang mewadahi para bunda PAUD dalam belajar dan akhirnya akan mendapatkan ijazah. Selain itu, bunda PAUD harus menanamkan kebaikan bagi anak didiknya. Sekaligus kepada ibu-ibu yang mengantarkan anak-anaknya,,” ungkapnya saat membuka PPL II di Kantor Kecamatan Tegalsari, Senin (23/1).

Wakil Rektor I, Prof. Dr. Kacung Marijan menuturkan, seseorang yang paling berjasa kepada negara, selain para pahlawan adalah bunda PAUD. Karena pendidikan yang paling penting adalah saat jenjang pendidikan Anak Usia Dini. Jenjang Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pondasi pendidikan. Sebelum siswa melangkah ke jenjang pendidikan lebih tinggi, mereka harus diberikan pondasi keilmuan dasar dahulu di PAUD baru bisa melangkah ke jenjang yang lebih tinggi.

“Semoga ilmu yang didapatkan para bunda dapat bermanfaat dan dapat memberikan ilmu yang sesuai kepada muridnya,” tuturnya.

Prof. Kacung menambahkan, Pendidikan Sekolah Dasar hingga Pendidikan Tinggi tidak akan bagus, kalau pendidikan Anak Usia Dini belum bagus. Namun sebaliknya, jika pendidikan Anak Usia Dini telah bagus, maka jenjang pendidikan berikutnya pun akan bagus dan siap melahirkan generasi emas Indonesia. (Humas Unusa)