Seminar Asupan Keperawatan dan Perawatan Luka pada Penderita Diabetes

Surabaya:

Meningkatknya penderita Diabetes Melitus (DM) di masyarakat memerlukan penangganan secara tepat dan modern. Salah satunya terkait dengan Asupan Keperawatan dan Perawatan Luka dengan Dressing Modern.

Inilah yang menjadi tema dalam seminar kesehatan yang diadakan oleh Universitas Nadhlatul Ulama Surabaya (Unusa) Sabtu (30/4) siang. Hadir dalam seminar tersebut Firdaus, S.Kep.,Ns.,M.Kes dan Didik Dwi Winarto, S.Kep.,Ns. Sebanyak 191 orang menghadiri kegiatan ini, 21 orang diantaranya berasal dari luar Unusa.

Firdaus, S.Kep.,Ns.,M.Kes menyampaikan materi tentang Asupan Keperawatan (Askep) Diabetes Melitus. DM memiliki 3 tipe, antara lain tipe I biasanya menimbulkan gejala sebelum usia pasien 30 tahun, walaupun gejala dapat muncul kapan saja. Pasien DM tipe I memerlukan insulin dari luar tubuhnya untuk kelangsungan hidupnya. DM tipe II biasanya dialami saat pasien berusia 30 tahun atau lebih, dan pasien tidak tergantung dengan insulin dari luar tubuh, kecuali pada keadaan-keadaan tertentu. Tipe DM gestasional, yakni DM yang terjadi pada ibu hamil, yang disebabkan oleh gangguan toleransi glukosa pada pasien tersebut.

“DM dibagi menjadi beberapa tipe, DM tipe I, II dan tipe gestasional. Untuk penangganan DM harus mengatur pola makan, latihan atau olahraga, Pendidikan Kesehatan, dan Oral anti hiperglikemia atau Insulin,” katanya.

Sementara Didik Dwi Winarto, S.Kep.,Ns menjelaskan tentang perawatan luka diabetik dengan Dressing Modern. Penderita DM mengalami 4 stadium luka, selain itu dia mempraktikkan tahap demi tahap perawatan penderita diabetes melitus.

“Stadium I (lapisan epidermis utuh, ada warna kemerahan), stadium II (epidermis hilang), stadium III (luka robek sampai dermis), dan stadium (kedalaman luka hingga nampak tendon atau tulang),” tutur Tim Rumah Luka Surabaya ini.

Ketua Panitia, Indah Alimah menjelaskan kegiatan ini merupakan kegiatan pengganti PKMRS (Promosi Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit). Sebenarnya materi dalam seminar ini, terdapat pula di matakuliah awal.

“Secara tidak langsung, adanya seminar ini dapat mereview kembali materi yang telah mahasiswa dapatkan dalam perkuliahan. Berdasarkan penjelasan pemateri, kami mengetahui peluang kerja selain menjadi perawat atau bekerja di rumah sakit. Kami dapat pula menjadi wirausaha (mendirikan klinik pengobatan),” kata alumni S1 Keperawatan angkatan 2014 ini.

Chafit Jovana, salah satu peserta, memberikan apresiasi positif terhadap kegiatan ini. Selain itu, menambah wawasan dalam penangganan yang lebih modern. “Saya ingin mempraktikkan teori atau materi dalam seminar ini. Semoga seminar semacam ini selalu diadakan secara rutin, terlebih praktik dalam penangganan penderita diabetes melitus,” tutur mahasiswa S1 Keperawatan ini.

DM merupakan penyakit yang ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi yang disebabkan oleh gangguan pada sekresi insulin atau gangguan kerja insulin atau keduanya. Tubuh pasien dengan diabetes mellitus tidak dapat memproduksi atau tidak dapat merespon hormon insulin yang dihasilkan oleh organ pankreas, sehingga kadar gula darah meningkat dan dapat menyebabkan komplikasi jangka pendek maupun jangka panjang pada pasien tersebut. (Humas – Unusa)