Renger: Keju Jahe Merah Produk Mahasiswa UNUSA yang Berkhasiat

Ngopibareng.id |

Makanan merupakan faktor terpenting yang sangat menentukan kesehatan tubuh. Banyak penyakit timbul disebabkan pola makan yang salah dan akibat sering mengkonsumsi makanan tidak sehat. Apalagi dijaman teknologi modern sekarang ini justru banyak produk makanan menggunakan bahan pengawet dan pewarna kimia yang berbahaya bagi kesehatan.

Kondisi demikian itu direspon cerdas oleh Dita Fatmasari, mahasiswi Jurusan Manajemen angkatan 2016, dengan menciptakan produk olahan keju yang menyehatkan dan penuh inovasi tapi nikmat dikonsumsi. Produk kejunya diberi merk Renger dengan bahan dasar keju dan jahe merah yang berkhasiat dapat menjaga metabolisme tubuh, bisa meningkatkan daya tahan tubuh, dan menurut riset mampu menghilangkan rasa mual pada wanita hamil.

Produk Kreatif Penuh Inovasi

Dita, panggilan akrabnya, tidak sendirian dalam mengembangkan produk keju Renger. Ia berkolaborasi dengan Isnaitul Fatihah, teman sesama Prodi Manajemen, dan Ami Sholichah, temannya mahasiswi Prodi Gizi UNUSA. Dita bercerita awal mula ide membuat keju dari jahe merah karena terinspirasi melihat banyaknya produk makanan di jaman now yang menggunakan bahan keju. Menurutnya, beragamnya makanan menggunakan bahan campuran keju menunjukkan saat ini keju menjadi bahan makanan yang semakin digemari dan tingkat permintaan konsumsi keju semakin tinggi.

“Awalnya saya terinspirasi ketika lihat kuliner ayam goreng yang dicampur dengan keju. Itu menyadarkan saya bahwa masyarakat semakin senang mengkonsumsi keju,” kata Dita.

Akan tetapi Dita sadar untuk masuk dalam pasar produk keju akan sulit karena saingannya berasal dari perusahaaan-perusahaan besar. Lalu ia teringat ilmu yang diajarkan oleh dosen pengampu mata kuliah kewirausahaan UNUSA Azmil Chusnaini, SIP., MSM., yang menekankan bahwa apapun yang akan diproduksi harus memiliki diferensiasi. Ada perbedaan dan nilai keunggulan agar bisa bersaing dengan produk lain yang sudah ada di pasaran.

“Akhirnya saya menemukan ide bikin keju yang terbuat dari campuran Jahe Merah. Saya dan Isnaitul Farihah lalu mengajak kolaborasi teman dari jurusan Gizi agar produk ini benar-benar terjamin sehat dan menyehatkan,” kata Dita.

Cerita Dita dibenarkan dosennya, Azmil Chusnaini, yang mengatakan, “Memang didalam kuliah saya tekankan agar mahasiswa manajemen harus kreatif dan punya feeling bisnis yang tajam. Harus punya ide-ide kreatif produk yang laku dipasaran. Mampu me-manage usaha dan mahir memasarkan produknya. Dalam kegiatan produksinya kita arahkan untuk kolaborasi dengan mahasiswa jurusan lain sesuai kompetensi bidang keilmuannya,” katanya.

Makanya tidak mengherankan untuk merealisasikan ide bisnisnya, Dita melangkah dengan serius penuh perhitungan. Melalui tahapan-tahapan proses terencana dan tidak dengan cara yang instan. Sebagai contoh, sebelum produk dilepas ke pasaran, Dita bersama temannya melakukan lebih dari 20 kali eksperimen agar rasa maupun warna produknya berstandar sama seperti keju pada umumnya.

“Awal pertamanya warna tidak seperti keju pada umumnya. Berwarna agak kemerahan seperti piala emas. Setelah diteliti teman saya, ternyata akibat kebanyakan susu. Lalu dikurangi komposisi susunya agar warnanya bisa sama cantiknya seperti keju yang ada dipasaran,” kata Dita.

Setelah menjalani proses uji coba lebih dari 20 kali eksperimen barusan tercipta produk keju sesuai keinginan yang diberi nama merk Renger. Walau mengandung jahe merah tapi Renger tidak ada rasa pedasnya dan rasanya sama seperti umumnya rasa keju. Bahkan menurut teman Dita yang sudah ketagihan Renger malah mengatakan rasanya lebih enak dari keju yang biasanya.Dengan rasa yang sama seperti produk keju pada umumnya maka Renger juga multi guna dan bisa dikonsumsi untuk keperluan apa saja. “Untuk keperluan masak memasak bisa. Untuk bahan pelengkap roti bakar juga cocok. Kalau mau langsung dimakan rasanya juga nikmat karena memang tidak ada bedanya dengan rasa keju pada umumnya,” tambah Dita.

Disamping itu, Renger juga punya keunggulan dibanding produk yang lainnya karena tanpa bahan pengawet tetap bisa bertahan lama. Awalnya dulu hanya bisa bertahan 2 bulan. Tapi sekarang sudah lebih dikembangkan lagi sehingga mampu bertahan sampai 5 bulan. Semakin besar ukuran keju akan mampu bertahan lebih lama awetnya.

Dita tidak cukup merasa berpuas diri dan hanya berhenti pada satu jenis produk saja tapi terus kreatif dan berinovasi. Dalam usaha mengembangkan produknya, Dita selalu mengikuti tren selera konsumen serta tuntutan permintaan masyarakat. Oleh karena itu, saat ini Dita bersama temannya melangkah lebih maju lagi dengan menambah variasi produk keju yang berbentuk pasta. “Sekarang kami sedang mengembangkan keju cair. Keju yang berbentuk lumer dan umumnya dipakai untuk makanan semacam Piza. Keju seperti itu sedang booming dan banyak yang mencari” kata Dita.

Agar produknya bisa lebih diterima pasar lagi maka Dita bergerak cepat untuk mengurus ijin produksi makanannya ke Dinas Kesehatan. “Walau sudah teruji dan dibuktikan aman dikonsumsi serta menyehatkan, namun saya tetap urus juga ijin produksi makanan P-IRT. Saya kebut karena konsumennya sudah mulai banyak dan semakin hari bertambah terus,” katanya sambil tersenyum.

Salah satu kunci sukses strategi marketing adalah penentuan harga. Dita juga mengerti hal tersebut makanya Renger dijual dengan harga kompetitif agar bisa bersaing dengan produk keju lain. “Harga standarnya 25 ribu rupiah per pack. Tapi saat ini lagi ada program promo jadi dijual dengan harga 23 ribu di enplus.unusa.ac.id,” kata Dita.

Dita mengakui jika usahanya bisa berkembang cepat seperti sekarang tak terlepas dari dukungan pihak kampusnya. Menurutnya, dosennya benar-benar  serius memotivasi dan mendorong semangatnya. Tulus membimbingnya agar bersikap mandiri, berpikir kreatif, dan memiliki jiwa wirausaha yang tangguh.

“Banyak ilmu yang diajarkan di ruang kuliah dan langsung bisa diterapkan dalam praktek. Ini adalah salah satu buktinya. Kami belajar langsung cara menciptakan produk layak jual dengan kemasan bagus yang bisa menjaga kualitas isinya. Belajar cara membuat foto produk agar menarik dan caranya memasarkan produk sendiri,” kata Dita.

Apalagi difasilitasi dengan adanya program EnPlus semakin dirasakan besarnya peranan kampus bagi Dita. “Alhamdulillah bersyukur ada program EnPlus. Selain sering mengadakan pameran, juga ada website toko online. Semuanya itu terbukti bisa mendongkrak penjualan Renger. Banyak pengalaman dan pembelajaran yang bisa saya ambil dari sini,” tambah Dita.

Lebih lanjut Dita berharap kedepannya EnPlus bisa menjadi Website yang terkenal. Dengan demikian akan semakin bisa mendongkrak penjualan Renger dan produk teman-temannya yang lain. Juga bisa menjangkau kawasan pasar yang lebih luas lagi.

Dita adalah salah satu potret mahasiswa kreatif yang mandiri dan penuh rasa optimis menatap masa depannya. Dengan dukungan kampusnya, ia terus semangat berinovasi serta yakin akan berhasil menjadi wirausaha. Ingin seperti Dita? Jangan ragu lagi, segera mendaftar kuliah di UNUSA, kampus yang serius berkomitmen mencetak wirausaha tangguh yang rahmatan lil alamiin. (adv/frs)