Penyakit Kanker Dapat Disembuhkan Melalui Tahajjud

Surabaya

Program Studi S2 Keperawatan Fakultas Keperawatan dan kebidanan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) mengadakan seminar dan workshop dengan tema “Application Psyochoneuroimmunology with Spiritual, With Spiritual Therapy and Legal Ethic Aspec for Cancer”.

Kegiatan tersebut mendatangkan, Prof. Dr. Mohammad Sholeh, M.Pd., Ns. Nurul Huda, M.Kep., Sp.KMB. Andriyanto, SH., Chilyatiz Zahro, S.Kep.,Ns.,M.Kep. Kegiatan dihadiri sekitar 200 praktisi dan akademisi yang menekuni bidang keperawatan.

Shalat khususnya tahajjud ternyata tidak hanya membuat pelakunya mendapatkan tempat istimewa di hadapan pencipta alam ini, melainkan juga meningkatkan kekebalan tubuh dan mengusir penyakit.

Itulah yang diungkapkan Prof. Dr. Mohammad Sholeh disaat Seminar Nasional di Fakultas Keperawatan dan Kebidanan (FKK) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Minggu (15/1).

Perkembangan zaman yang sedemikian pesat membuat banyak orang mudah terkena stres. Dan biasanya, kalau stres sudah menyerang, imunitas tubuh akan melemah, sehingga berbagai penyakit pun mudah hinggap. Alhamdulilah, Allah swt telah memberikan terapi dan obat untuk permasalahan tersebut, yakni lewat shalat tahajud. Prof Sholeh telah membuktikan melalui penelitiannya.

Hasil penelitian itu ternyata mencengangkan. “Shalat tahajud itu dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit,” ujar dosen yang sekaligus Guru Besar di Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Surabaya ini.

Berbekal hasil penelitian ini pula, Sholeh lantas membuka Rumah Sehat, yang berbeda dengan bukan Rumah Sakit pada umumnya. Rumah Sehat yang sudah mendapat sertifikasi dari Departemen Kesehatan ini berprinsip membangun motivasi dan kepercayaan diri pasien bahwa mereka bisa mencapai kesehatan dengan mengikuti terapi berkelanjutan yang berbasis pada ibadah kepada Allah Swt.

Pria kelahiran Kediri, 9 Desember 1960 ini menambahkan, psiko neuroimunologi merupakan pendekatan yang dia gunakan. “Jadi singkatnya ilmu ini mengkaji kesan pikiran, bahwa pesan pikiran itu berpengaruh pada kegiatan fisik dan begitu pula kegiatan fisik pun berpengaruh pada pikiran. Di sanalah kemudian masalah akidah dan ketakwaan seseorang akan berhubungan dengan faktor sakitnya,” ungkapnya. (Humas Unusa)