Ketakutan berlebih menjadi dasar penyalahgunaan APD dan Handscoon

Surabaya – Ketakutan masyarakat terhadap virus corona membuat banyak yang menyalahgunakan beberapa alat medis seperti handscoon dan alat pelindung diri (APD). Ini membuat Ketua Tim Satuan Tugas (Satgas) Siaga Covid-19 dari Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), dr. M Fifin Kombih menyangkan aksi dari masyarakat tersebut.

Hal ini disamping sulitnya petugas medis yang merawat pasien corona kesulitan mencari APD maupun handscoon. “Seharusnya masyarakat ini harus bijak dan jangan egois bagaimana pun yang berhadapan dengan virus ini petugas medis yang saat ini tengah berjuang untuk menyembuhkan pasien virus corona,” beber dr M. Fifin, Selasa (31/3).

Fifin meminta masyarakat yang memiliki APB maupun handscoon tersebut untuk diberikan kepada petugas medis yang saat ini tengah menangani virus tersebut. “Orang awam ini tidak ada kepentingan untuk menyembuhkan jadi kan kasihan yang petugas medis ini,” bebernya.

Handscoon latek atau karet ini harusnya digunakan untuk petugas medis. Tapi masyarakat yang bisa menggunakan handscoon dari plastik yang sekali pakai. “Harganya pun lebih murah jangan yang lateks afau karet itu untuk tenahlga medis,” jelasnya.

Kondisi banyak masyarakat menggubakan beberapa alat medis seperti APD dan handscoon ini karena banyak masyarakat yang ketakutan. “Kondisi ini ada paranoit yang sangat tinggi yang membuat masyarakat ini nekat gunakan beberapa alat pelindung diri,” ucap Fifin.

Dengan kondisi ini, Fifin berharap masyarakat tidak perlu takut yang berlebihan karena akan berdampak dengan penggunaan alat alat yang seharusnya tidak digunakan seperti APD, dan Handscoon. “Caranya cuman satu patuhi peraturan pemerintah untuk tidak keluar rumah dulu, serta jaga kebersihan tangan dan badan saja,” ungkapnya.

Dengan begiu beberapa alat medis yang diperlukan ini tidak akan kesulitan untuk diperoleh dari petugas kesehatan. “Dokter dan perawat ini akan dengan tenang menjalankan aktivitasnya untuk menyembuhkan pasien yang terkena virus corona ini,” jelas pria berusia 35 tahun. (sar humas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *